Jakarta, CNN Indonesia -- Judul 'menggoda' untuk diklik bak jurus jitu dulang pembaca hingga penonton. Jurus ini mulai marak digunakan oleh media, influencer,
vlogger dan
e-commerce.
Pengamat media sosial Kun Arief Cahyantoro mengungkapkan fenomena
clickbait memang bertujuan untuk menarik perhatian dan membujuk pengguna untuk mengklik hyperlink yang ditawarkan.
"Hal ini dicapai melalui penggunaan tajuk yang sensasional sehingga membangkitkan rasa ingin tahu atau mengejutkan. Sampai kita merasa harus mengklik tautan untuk mencari tahu lebih lanjut," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief melihat fenomena
clickbait ini cukup berhasil terutama pada pemasaran e-commerce. Pasalnya,
clickbait ini dinilai mengelaborasi sisi psikologis manusia yang memiliki sifat selalu ingin tahu. Selain itu, secara alami berusaha mengisi kesenjangan informasi dalam diri sendiri.
"Individu yang penasaran akan termotivasi untuk mendapatkan informasi yang 'hilang' tersebut agar menghilangkan perasaaan kehilangan," papar Arief.
Fenomena clickbait ini pun berasal dari perubahan fundamental masyarakat. Seperti perubahan budaya yang membentuk nilai, proses hingga pendidikan.
"Jika masyarakat salah informasi dan tumbuh dengan kecemasan. Maka, akan mengubah cara pandang masyarakat. Mereka hanya terpikat oleh hal-hal negatif," tambahnya.
Arief mengungkap fenomena
clickbait tak hanya marak di Indonesia. Gejala
clickbait ini terjadi di dunia dan sedang menjadi perhatian untuk mencari antisipasi kemungkinan terburuk. Berdasarkan penelusuran
CNNIndonesia, sebuah riset yakni Brands and Social Media yang dikeluarkan Edelman pada 2018 menyinggung sedikit mengenai keberadaan
clickbait.Riset tersebut mengungkap clickbait merupakan salah satu aspek yang merusak kepercayaan publik terhadap media sosial.
Clickbait berada dalam posisi keempat di bawah pencurian identitas,
cyberbullying, dan berita palsu (
fake news).
Cara Bijak Rebut Hati SubscriberSelain jalan pintas
clickbait, Arief memaparkan masih ada cara bijak untuk bisa merebut hati
subscribers. "Caranya dengan membangun basis data yang bagus terkait
preferences subscriber. Atau istilah teknisnya membangun
preference profiling system," jelas Arief.
Dia menjelaskan banyak sistem media sosial dan media massa yang membangun basis data. Namun, dibuat berdasarkan preference yang sudah mereka sendiri definisikan atau kelompokkan. Hal ini yang dinilai kurang tepat.
Fenomena
clickbait semakin mencuat pasca video YouTuber Kimi Hime ramai di media massa dan media sosial. Lewat judul dan
thumbnail video, Kimi Hime mendulang pelanggan (
subscriber) baru dan meningkatkan
engagement di saluran YouTube miliknya.
[Gambas:Video CNN] (age)