Milenial Jadi Sasaran Empuk Peretasan

CNN Indonesia
Kamis, 08 Agu 2019 08:15 WIB
Milenial dalam rentang usia 18 tahun hingga 34 tahun menjadi sasaran empuk aksi peretasan karena kurangnya kesadaraan soal keamanan.
Ilustrasi. (Istockphoto/M-A-U)
Jakarta, CNN Indonesia -- Milenial (umur 18-34 tahun) menjadi sasaran empuk hacker. Sebab kesadaran keamanan generasi ini lebih rendah dari generasi X (umur 35-54) dan Baby Boomers (di atas 55 tahun). Padahal generasi ini lebih sering terpapar teknologi ketimbang generasi-generasi sebelumnya. Tapi, kesadaran keamanan data mereka paling rendah.

Sebab mereka lebih mementingkan kenyamanan menggunakan aplikasi ketimbang keamanannya. Mereka akan tetap menggunakan aplikasi meski tahu keamanan data aplikasi tersebut bobol.

Hal ini terungkap dari studi F5 Network "The Curve of Convenience-The Trade-Off Between Security and Convenience". Dalam studi itu disebutkan 56 persen milenial lebih memilih kenyamanan aplikasi dan tidak peduli soal keamanan data mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 32 persen dari milenial ini bahkan tetap menggunakan aplikasi yang diketahui tidak menjaga data penggunanya dengan baik. Sehingga generasi ini dianggap lebih toleran terhadap kebocoran data.

"Padahal, keamanan data pribadi ini penting. Sebab, bisa saja data mereka dicuri orang dan disalahgunakan untuk kejahatan. Ujung-ujungnya mereka yang dipanggil polisi," terang Fetra Syahbana, Country Manager Indonesia, F5 Networks, dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Rabu (7/8).

Pada generasi X, 53 persen responden lebih peduli terhadap keamanan data mereka pada aplikasi yang dipakai. Angka yang lebih tinggi ditemukan pada generasi Baby Boomers. Sebanyak 69 persen generasi ini lebih mengutamakan keamanan data dari kenyamanan menggunakan aplikasi.

Kesadaran akan pentingnya melindungi data pribadi bahkan lebih buruk di negara berkembang ketimbang negara maju. Dari studi ini, konsumen dari negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Filipina, lebih mementingkan kenyamanan. Sementara konsumen dari negara yang lebih maju mengutamakan keamanan, misal konsumen di Australia (63 persen) dan Singapura (67 persen).

Untuk itu F5 menegaskan pentingnya kesadaran perlindungan data pribadi bagi milenial. Sebab, pada 2020 lebih dari 60 persen milenial akan berada di Asia Pasifik. Mereka akan jadi generasi yang menjadi penentu keputusan bisnis aplikasi.

"Sebagai calon pemimpin masa depan, milenial perlu memahami resiko keamanan yang mereka hadapi," seperti tertulis dalam siaran pers di situs F5.

Survei F5 dilakukan terhadap 3.757 responden di Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Filipina, dan Singapura. Survei dilakukan selama seminggu pada Maret 2018 bekerjasama dengan YouGov. Responden setidaknya menggunakan desktop atau smartphone pada minggu ketika survey dilakukan.

[Gambas:Video CNN] (eks/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER