Tri Perkirakan Rogoh Investasi Rp70 M untuk Halau Ponsel BM

CNN Indonesia
Kamis, 15 Agu 2019 17:19 WIB
Tri mengungkapkan butuh investasi sebesar Rp45 hingga Rp70 miliar untuk persiapan sistem blocking dan unblocking ponsel ilegal (black market/ BM).
Operator seluler Hutchison Tri Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Operator seluler Hutchison Tri Indonesia (Tri) mengungkapkan butuh investasi sebesar Rp45 hingga Rp70 miliar untuk persiapan sistem blocking dan unblocking ponsel ilegal (black market/ BM).

Wakil Direktur Hutchison Tri Indonesia, Danny Buldansyah mengatakan investasi tersebut dibutuhkan untuk pengadaan Equipment Identity Registration (EIR). 

"Kalau di kita, kita perkirakan Rp45 miliar sampai Rp70 miliar untuk EIR. Tri pasti mendukung inisiatif pemerintah, sudah jelas itu," kata Danny di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danny mengatakan yang harus dipikirkan dalam aturan IMEI adalah layanan kepada masyarakat. Ia mengatakan seharusnya aturan yang diinisiasi pemerintah ini tidak menyusahkan masyarakat.

"Jangan sampai aturan menyusahkan apalagi merugikan pelanggan. Ini yang harus dilihat bagaimana supaya pelaksanaan IMEI tidak sampai merugikan masyarakat," katanya.

Ia mengatakan penerapan IMEI juga harus dilakukan bersamaan oleh semua operator. Jangan sampai ponsel BM tidak bisa dipakai di satu operator tapi bisa digunakan di operator lain.

"Harus diterapkan di saat bersamaan di oleh semua operator. Jangan sampai ada orang beli handset yang BM yang ilegal di operator satu tidak bisa dipakai tapi di operator lain. Ini jadi ketidakadilan," katanya.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) memperkirakan biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk mempersiapkan sistem blocking dan unblocking mencapai Rp200 miliar per operator.

[Gambas:Video CNN] (jnp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER