Jakarta, CNN Indonesia -- Operator seluler Hutchison Tri Indonesia (
Tri) mengungkapkan butuh investasi sebesar Rp45 hingga Rp70 miliar untuk persiapan sistem blocking dan unblocking
ponsel ilegal (black market/ BM).
Wakil Direktur Hutchison Tri Indonesia, Danny Buldansyah mengatakan investasi tersebut dibutuhkan untuk pengadaan Equipment Identity Registration (EIR).
"Kalau di kita, kita perkirakan Rp45 miliar sampai Rp70 miliar untuk EIR. Tri pasti mendukung inisiatif pemerintah, sudah jelas itu," kata Danny di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danny mengatakan yang harus dipikirkan dalam aturan IMEI adalah layanan kepada masyarakat. Ia mengatakan seharusnya aturan yang diinisiasi pemerintah ini tidak menyusahkan masyarakat.
"Jangan sampai aturan menyusahkan apalagi merugikan pelanggan. Ini yang harus dilihat bagaimana supaya pelaksanaan IMEI tidak sampai merugikan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan penerapan IMEI juga harus dilakukan bersamaan oleh semua operator. Jangan sampai ponsel BM tidak bisa dipakai di satu operator tapi bisa digunakan di operator lain.
"Harus diterapkan di saat bersamaan di oleh semua operator. Jangan sampai ada orang beli handset yang BM yang ilegal di operator satu tidak bisa dipakai tapi di operator lain. Ini jadi ketidakadilan," katanya.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) memperkirakan biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk mempersiapkan sistem
blocking dan
unblocking mencapai Rp200 miliar per operator.
[Gambas:Video CNN] (jnp/evn)