Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Suzuki Indomobil Sales (SIS) terpaksa menutup pemesanan
Jimny di sejumlah daerah di Indonesia sebelum inden semakin menumpuk. Hal tersebut untuk mengurangi waktu tunggu konsumen terhadap mini jip yang didatangkan dari Jepang ke Indonesia itu.
Sebelum resmi menutup keran inden, SIS telah mengumumkan pada Juni 2019 bahwa masa inden yang mencapai 1 tahun untuk kendaraan legendaris itu di global.
"Jadi untuk sementara kami setop (inden Jimny) dulu. Ya mereka (dealer) stop dulu," kata Direktur Pemasaran SIS divisi roda empat Donny Saputra di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Donny menyampaikan animo masyarakat terhadap Jimny cukup agresif, bahkan sudah terdata sejak Jimny belum resmi diluncurkan pada Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang pada Juli 2019, sementara suplai ke konsumen belum maksimal dengan alasan keterbatasan unit dari Jepang.
Kata Donny sebanyak 53 dealer yang membuka inden Jimny. Rata-rata dealer Suzuki itu bisa mendapat antrean pesanan 50 hingga lebih dari 100 unit dengan tanda jadi minimal Rp5 juta. Sedangkan suplai Jimny ke Indonesia dipatok cuma 50 unit per bulan.
"Jadi dealer ada beberapa yang sudah stop nerima inden. Yang stop ini mereka yang diperkirakan memenuhi pesanan bisa bertahun-tahun ke konsumen. Yang stop nerima inden itu dealer di kota-kota besar," ungkapnya.
Main dealer Suzuki untuk wilayah Cirebon, Cinta Damai Putra Bahagia (CDPB) menjadi salah satu yang 'kesusahan' mendapatkan unitnya.
General Manajer CDPB Septian Ricky Herisman menuturkan pihaknya menghentikan inden Jimny di delapan dealer milik CDPB pada area Kuningan, Majalengka, dan Cirebon sejak awal Agustus 2019. Data terakhir CDPB telah menjaring hingga 50 unit.
"Kami jadi pusing, lebih baik jangan masuk Indonesia
deh. Yang mau banyak," ucap Septian.
Septian mengaku kebingungan memenuhi pesanan, sementara SIS belum bisa memastikan kapan dealer-dealernya mendapat suplai unitnya.
"Komsumen pada minta, tapi ya barangnya tidak ada. Maka itu banyak juga yang kami milih kembaliin dulu
nih duit
booking fee. Terserah mau nunggu atau tidak. Tapi ada juga yang ngotot tetap mau nunggu," kata Septian.
Permasalahan inden kian bertambah setelah niat SIS memproduksi Jimny di Indonesia dimentahkan pihak prinsipal Suzuki. Padahal memproduksi lokal Jimny disebut-sebut untuk melancarkan menjual produk Jimny salah satunya memangkas masa tunggu.
Di Indonesia Jimny tersedia dalam empat tipe dengan harga mulai dari Rp315,5 juta hingga Rp330 juta.
(ryh/mik)