Jakarta, CNN Indonesia -- Baterai adalah salah satu komponen penting dari banyak perangkat elektronik saat ini, tak terkecuali
handphone (hp). Namun, baterai punya masa hidup tertentu.
Pada prinsipnya, baterai lithium-ion yang saat ini banyak digunakan pada
smartphone memang punya usia pakai. Sehingga, seiring waktu kemampuan baterai untuk menyimpan daya akan makin berkurang.
Tapi, kebiasaan menggunakan ponsel dan cara mengisi alias
ngecas baterai yang salah, bisa mempercepat baterai menjelang kematian alias memperpendek masa pakai baterai.
Berikut sejumlah tips untuk merawat dan menjaga kesehatan baterai agar berumur panjang.
Jangan terpapar suhu ekstrem Suhu ekstrem seperti terlalu panas atau terlalu dingin dapat mengurangi kemampuan baterai menyimpan energi. Apple menyarankan suhu yang "nyaman" bagi baterai adalah 16 hingga 22 derajat Celcius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaiknya baterai ponsel tak dipapar di situasi dengan suhu yang lebih dari 35 derajat Celcius.
"Lithium-ion stres ketika terkena panas," tulis Battery University.
Sehingga baiknya tidak menggunakan ponsel saat berada di daerah atau lingkungan yang sangat panas, misal ketika sauna, menaruh di dashboard mobil saat siang hari, menaruh di bawah bantal, atau menggunakannya pada situasi panas ekstrem lain.
 Hindari menaruh ponsel di atas dashboard mobil pada siang hari agar baterai tidak 'kepanasan' (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Jangan taruh freezer Samsung juga menyarankan agar pengguna tidak menyimpan baterai ponsel yang masih baik ke dalam freezer.
"Ini tidak benar dan dapat merusak baterai Anda," tulis Samsung.
Jangan gunakan ponsel saat diisiKarena baterai ponsel tak tahan panas, maka disarankan pengguna tidak menggunakan ponsel saat ia sedang mengisi daya. Hindari mengisi saat sedang bermain game atau menonton video.
Sebab, baterai akan menjadi panas dalam proses pengisian. Jika ponsel digunakan main gim, dipakai secara intensif, atau aktivitas berat lain yang menyebabkan baterai panas, maka ini akan memperburuk kesehatan baterai.
Kebiasaan ini akan membuat baterai panas dan mengurangi kemampuannya menyimpan daya. Di iPhone terdapat fitur untuk mengecek kesehatan baterai untuk menunjukkan kapasitas baterai sebenarnya. Misal ponsel sudah terisi 100 persen, namun ketika dilihat lewat fitur ini kapasitas baterai sebenarnya 93 persen saja.
Selain membuat baterai lebih panas, hal ini juga merusak sebagian sel baterai. Istilah teknis untuk hal ini adalah pengisian parasit (parasitic load). Pengisian daya parasit ini buruk untuk sel baterai karena ia akan mengalami siklus mini pengisian dan pengosongan daya yang mengurangi umur baterai, seperti ditulis Android Authority.
Ponsel tak dipakai? Baterai mesti terisi 30-50 persen Saat ponsel tidak dipakai dalam jangka waktu lama, kapasitas baterai direkomendasikan ada pada 30-50 persen. (CNN Indonesia/Agnes Savithri) |
Baterai pada ponsel yang tak dipakai dalam jangka waktu lama lebih baik disimpan dalam kapasitas 30-50 persen. Hal ini bakal menjaga baterai tetap prima. Apple dan Samsung menyarankan setidaknya baterai tersisa 50 persen jika ponsel akan disimpan dan lama tidak digunakan.
Jangan biarkan baterai di bawah 20 persen Samsung menyarankan agar baterai tidak dibiarkan kurang dari 20 persen. Pada tipe baterai yang lebih lawas seperti NiCd atau NiMH memang disarankan untuk sering mengosongkan baterai untuk menjaga kapasitas baterai tetap 100 persen. Tapi, tidak demikian dengan baterai Li-ion yang banyak digunakan untuk
smartphone.
"Membiarkan ponsel mati total akan mengurangi masa pakai. Sangat baik jika tidak membiarkan baterai ponsel di bawah 20 persen" tulisnya.
Halaman selanjutnya, mengecas ponsel semalaman amankah? >>>>
[Gambas:Video CNN]
'Ngecas' Berlebih Ada dua pendapat soal pengecasan berlebih. Maksudnya adalah pengcasan yang ditinggal tidur atau terlalu lama membiarkan baterai tersambung listrik ketika sudah 100 persen.
Satu sisi menyebut pengisian daya yang terlalu aman, karena produsen ponsel sudah menyertakan cip. Cip ini akan memutus daya otomatis jika baterai sudah 100 persen untuk menghindari
overcharging.
Hal ini disepakati oleh Daniel Abraham, ilmuwan senior di Laboratorium Argonne dan Ronald Ho, Project Manager Google.
"Anda tidak akan bisa mengisi daya ponsel berlebihan," kata Daniel dikutip
Digital Trends.
Sementara ahli dari Batterie Ingenieure menyarankan pengguna tidak mengisi baterai berlebih semalaman. Sebab, hal ini bisa mengurangi efektivitas baterai menyimpan energi.
Terkait pengecasan berlebih,
Android Authority juga menyoroti soal fitur
fast charging alias pengisi daya cepat.
Fitur ini memang tengah populer. Namun, mengisi daya dengan voltase tinggi menyebabkan baterai lebih panas saat dicas. Sehingga disarankan untuk mengisi daya 15-20 menit saja pada ponsel dengan fitur ini.
Jangan isi ulang hingga 100 persen
 Ilustrasi (stokpic/Pixabay) |
Menurut situs yang mengulas tentang baterai, Battery University, baterai Lithium-ion memiliki performa terbaik jika kapasitasnya ada di antara 20-80 persen. Sebab, pengisian daya secara penuh bisa membuat baterai 'tertekan'.
"Biarkan tetap terisi sebagian karena lebih baik daripada terisi penuh," tulis Battery University.
Pengisian baterai pada kapasitas 20 hingga 80 persen dapat menjaga voltase lebih rendah dan memperpanjang masa pakai baterai.
Lebih sering mengecas lebih baik Hal ini masih terkait dengan tips soal jangan isi baterai hingga 100 persen. Menjaga ponsel di angka 20-80 persen berarti membuat pengguna akan lebih sering melakukan pengecasan.
Sering mengecas ponsel tidak akan berpengaruh pada usia baterai. Sebab Apple menjelaskan satu siklus pada baterai Li-ion dihitung tidak berdasarkan dari waktu pengecasan satu ke pengecasan berikutnya. Tapi satu siklus terjadi dari jika angka 100 persen tercapai tak peduli berapa kali pengecasan dilakukan.
Contoh, awalnya baterai terisi 100 persen, ponsel dipakai dan tersisa 25 persen. Pengguna lalu mengisi baterai lagi hingga penuh. Ini belum terhitung satu siklus. Satu siklus baru terjadi ketika baterai yang terisi penuh terpakai 25 persen kemudian.
 Satu siklus pada baterai Li-ion tidak terjadi dari satu pengecasan satu ke pengecasan berikutnya, tapi setelah baterai terhitung 100 persen pemakaian (Screenshot via Apple) |
Gunakan aksesoris bawaan ponsel Menggunakan aksesoris bawaan juga menjaga baterai dari panas berlebih (overheating). Setidaknya belilah aksesoris yang berkualitas jika tak memiliki aksesoris asli. Kualitas yang buruk bisa membuat baterai panas dan hal terburuknya, meledak.
Penggunaan aksesoris yang bukan asli juga sebenarnya diperbolehkan, asal Anda memperhatikan standarnya apakah telah sesuai dengan standar ketentuan ponsel.
[Gambas:Video CNN]