Jakarta, CNN Indonesia --
Daihatsu Indonesia punya tim
Research and Development (RnD) sejak 2017. Tujuannya merancang produk sebelum diproduksi massal agar sesuai dengan selera konsumen dalam negeri.
Dalam perjalanannya, pengembangan kendaraan diakui bukan hal mudah, meski RnD Daihatsu saat ini hanya dipercaya prinsipal Jepang untuk mengembangkan mobil penyegaran
facelift dan
all-new.
RnD Design Engineering Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor (ADM) Soni Satriya mengatakan pengembangan mobil penuh tantangan. Tim bukan hanya dituntut memberi desain terbaik, tapi bagaimana desain yang dibuat bisa diaplikasikan ke model baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memberi contoh saat timnya dipercaya mengembangkan
facelift Sigra. Untuk proyek ini melibatkan 15 orang desainer, 20 orang engineering, dan 11 orang untuk tim validasi.
"Jadi di sini ada 32 proses dari
styling,
engineering, sampai
test. Masing-masing punya peran menyempurnakan prosesnya," kata Soni ditemui di Lembang, Jawa Barat belum lama ini.
Menurut Soni dalam membuat desain semua dilakukan berdasarkan survei konsumen. Keinginan pasar yang akhirnya menentukan ubahan pada sebuah produk kendaraan.
"Teman-teman
styling ketika buat ide itu bukan random, tapi
by market. Jadi apa sih harapan yang diinginkan market," ucap dia.
Setelah tahu apa yang diinginkan konsumen, tim desain bakal membuat 30 sketsa. Sketsa berupa gambar mengenai bentuk yang ingin diubah pada sebuah produk. Sketsa itu kemudian diwujudkan dalam desain 2 dimensi.
"Lalu sketsa yang disetujui itu akan dibuat ke wujud
clay (tanah liat) model. Jadi bentuk mobil tapi dibuat dari tanah liat. Itu dicetak pake tangan sendiri, diukir juga," kata Soni.
Direktur Marketing ADM Amelia Tjandra menuturkan dalam memilah sketsa, tim pemasaran bakal ikut serta. Di sana biasanya bakal ada banyak perdebatan mengenai sketsa yang dibuat tim RnD Daihatsu Indonesia. Proses ini sekaligus untuk menyaring puluhan sketsa itu.
"Dipilih dulu nanti orang marketing diajak. Mau yang mana nih. Nanti dipilih jadi lima. Terus akan kasih rekomendasi.
Ntar di situ kami hina-hina. Apaan gambar seperti ini? Saya tahu orang RnD itu sakit hati karena mulut orang marketing jahat. Ini masa seperti kodok," ucap Amelia.
"Sesudah itu ada masukan kita sketsa diganti lagi jadi tinggal tiga. Kemudian disurvei internal. Misal produk konsumen anak mudah, kami panggil yang muda-muda. Kami tanya suka yang mana. Setelah dapat yang top, baru deh dibuat
clay modelnya," kata Amelia lagi.
Usai menyelesaikan
clay model, di sini tim engineer akan melakukan pengecekan. Kata Amelia tim engineer akan mengecek apakah desain tersebut masuk akal juka diaplikasikan ke mobil produksi masal. Jangan sampai desain malah memberatkan produksi.
"Di sini
engineer akan meneliti misalnya desain begitu untuk lampu saja bisa pakai berapa mur. Itu pikiran orang
engineer supaya dipasang di pabrik prosesnya tidak makan waktu, mereka harus
mikirin. Semua dihitung satu per satu," ucap Amelia.
Pada tahap ini terkadang tim engineer melakukan komplain dan berujung revisi.
"
Engineer kadang bilang
gini gambar lu sih bagus saja, tapi bikinnya ini tidak bisa. Ini mau proses berapa lama nanti.
Nah itu revisi lagi. Prosesnya begitu. Karena ada analisa ini itu jadi bolak balik. Sampai ke bagian lubang angin ke mesin, jangan
kegedean kekecilan. Semua harus tepat," kata dia.
Jika sudah selesai hitung-hitungan dari tim
engineer, baru hasilnya diberikan kepada tim produksi dan pemasok komponen Daihatsu Indonesia.
Fasilitas pengembangan mobil baru Daihatsu sejauh ini baru mengerjakan proyek
facelift Luxio, Rush-Terios (model lama), Agya-Ayla, Avanza-Xenia, dan Calya-Sigra. Untuk proyek full model change yang dikerjakan hanya Calya-Sigra dan Rush-Terios.
"Tapi sekarang sudah mulai cocok antara desain, engineer dan masuk ke produksi. Dari zaman Luxio dulu sampai sekarang Sigra ini," tutup Amelia.
[Gambas:Video CNN] (ryh/mik)