Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mencatat peningkatan
titik panas (
hotspot) sebesar tiga kali lipat pada Kamis (24/10). Total titik api saat ini berjumlah 1936 buah.
Padahal pada Rabu (23/10), titik panas hanya berjumlah 676 titik. Artinya titik panas meningkat sebesar 1260 titik. Provinsi penyumbang terbesar titik panas adalah Sumatera Selatan dengan 998 titik. Pada hari sebelumnya, Sumatera Selatan juga menjadi penyumbang titik panas terbesar dengan angka 150 titik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG menyebut dalam sepekan terakhir (18-24 Oktober), jumlah titik panas di Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan bersifat fluktuatif. Jumlah tertinggi titik api terjadi pada Kamis (24/10).
Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo mengatakan berdasarkan citra sebaran asap pada Jumat (25/10), asap terpantau berada di wilayah Jambi, Sumsel, Lampung, Kalteng & Kalsel. Sementara itu, tidak terpantau adanya asap lintas batas ke negara tetangga.
Mulyono menduga titik panas meningkat karena minimnya curah hujan di Indonesia. Setelah Sumatera Selatan, Lampung menyumbang titik panas terbanyak dengan 189 titik, disusul oleh Kalimantan Tengah (147 titik), Nusa Tenggara Barat (103 titik), Nusa Tenggara Timur (79 titik).
"Kalau melihat sebaran pada gambar petanya. Bersesuaian dengan daerah-daerah yang potensi hujannya kecil atau tidak ada. Terlepas dari adanya aktivitas manusia," kata Mulyono saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (25/10).
Sebab, menurut Mulyono kadar tutupan pohon akan berpengaruh pada suhu yang dirasakan. Daerah yang lebih sedikit tutupan pohon akan bersuhu lebih rendah ketimbang daerah tanpa pohon, meski berada di kota yang sama.
BMKG mencatat suhu panas terik pada siang hari masih akan terjadi hingga akhir Oktober 2019. Kawasan yang akan didera panas tinggi diperkirakan terjadi di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya).
Sebelumnya, Mulyono menerangkan beberapa stasiun pengamatan BMKG mencatat suhu udara maksimum mencapai 37 derajat celcius pada 19 Oktober 2019. BMKG mencatat suhu panas di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan masih akan terjadi hingga satu pekan ke depan.
Mulyono menerangkan persebaran suhu panas yang dominan di selatan khatulistiwa erat kaitannya dengan gerak semu matahari.
(jnp/eks)