
Jerman 'Bingung' Cari Lokasi Kuburan Permanen Limbah Nuklir
CNN Indonesia | Selasa, 03/12/2019 18:03 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jerman pada 2022 mendesak para ahli segera menemukan lokasi paling tepat untuk mengubur limbah nuklir berbahaya bersifat radioaktif.
Dilansir dari CNN, sekitar lebih dari 28 ribu meter kubik limbah radioaktif yang dihasilkan PLTU Jerman terancam harus ditimbun di tempat lain. Namun, limbah yang sangat berbahaya tersebut butuh lokasi penimbunan yang aman untuk dihuni hingga ratusan tahun ke depan.
Para ahli kini tengah mencari lokasi yang tepat untuk mengubur 2.000-an kotak wadah limbah radioaktif. Salah satu anggota tim riset yakni Profesor Miranda Schreurs mengatakan, tantangan Jerman saat ini menemukan tempat yang benar-benar stabil.
"Tidak mungkin ada gempa bumi, tidak ada tanda-tanda aliran air, tidak mungkin batu yang sangat keropos," kata Schreurs.
Namun, permasalahan utama justru mencari lingkungan yang bersedia wilayahnya dijadikan tempat pembuangan limbah nuklir. Selama ini limbah tersebut disimpan tak jauh dari lokasi PLTN.
Berbagai ahli di dunia sepakat bahwa pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi menghasilkan emisi yang lebih sedikit dibanding dengan batu bara. Namun limbah yang bersifat radioaktif tersebut sangatlah berbahaya jika mengalami kebocoran.
Alasan Jerman sendiri menutup PLTN dikarenakan insiden Fukushima di Jepang pada 2011. Gempa dan tsunami mengakibatkan reaktor aktif mematikan reaksi fisi berkelanjutan dan kegagalan generator cadangan untuk mendinginkan reaktor. Ratusan ribu penduduk terpaksa dievakuasi untuk meninggalkan wilayah tersebut demi keamanan.
Salah satu negara yang cukup berhasil menangani isu tersebut adalah Finlandia. Sebanyak 3421 meter kubik limbah dikubur dalam bebatuan granit. Finlandia menghabiskan dana sekitar US$ 3,9 juta untuk membuat pembuangan permanen tersebut. Dilansir dari The New York Times, butuh hingga satu abad untuk memenuhi tempat tersebut.
Pemerintah Jerman menentukan tahun 2031 sebagai batas akhir pencarian lokasi penguburan limbah nuklir untuk secara permanen. Hingga saat ini, 7 PLTN masih tetap beroperasi hingga 2022. (ndn/lav)
Dilansir dari CNN, sekitar lebih dari 28 ribu meter kubik limbah radioaktif yang dihasilkan PLTU Jerman terancam harus ditimbun di tempat lain. Namun, limbah yang sangat berbahaya tersebut butuh lokasi penimbunan yang aman untuk dihuni hingga ratusan tahun ke depan.
Para ahli kini tengah mencari lokasi yang tepat untuk mengubur 2.000-an kotak wadah limbah radioaktif. Salah satu anggota tim riset yakni Profesor Miranda Schreurs mengatakan, tantangan Jerman saat ini menemukan tempat yang benar-benar stabil.
"Tidak mungkin ada gempa bumi, tidak ada tanda-tanda aliran air, tidak mungkin batu yang sangat keropos," kata Schreurs.
Namun, permasalahan utama justru mencari lingkungan yang bersedia wilayahnya dijadikan tempat pembuangan limbah nuklir. Selama ini limbah tersebut disimpan tak jauh dari lokasi PLTN.
Berbagai ahli di dunia sepakat bahwa pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi menghasilkan emisi yang lebih sedikit dibanding dengan batu bara. Namun limbah yang bersifat radioaktif tersebut sangatlah berbahaya jika mengalami kebocoran.
Alasan Jerman sendiri menutup PLTN dikarenakan insiden Fukushima di Jepang pada 2011. Gempa dan tsunami mengakibatkan reaktor aktif mematikan reaksi fisi berkelanjutan dan kegagalan generator cadangan untuk mendinginkan reaktor. Ratusan ribu penduduk terpaksa dievakuasi untuk meninggalkan wilayah tersebut demi keamanan.
Salah satu negara yang cukup berhasil menangani isu tersebut adalah Finlandia. Sebanyak 3421 meter kubik limbah dikubur dalam bebatuan granit. Finlandia menghabiskan dana sekitar US$ 3,9 juta untuk membuat pembuangan permanen tersebut. Dilansir dari The New York Times, butuh hingga satu abad untuk memenuhi tempat tersebut.
Pemerintah Jerman menentukan tahun 2031 sebagai batas akhir pencarian lokasi penguburan limbah nuklir untuk secara permanen. Hingga saat ini, 7 PLTN masih tetap beroperasi hingga 2022. (ndn/lav)
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA

Anies Mulai Pembangunan Fasilitas Kelola Air Limbah di Karet
Nasional • 09 December 2019 01:07
Iran Dituduh Kembangkan Rudal Balistik Nuklir
Internasional • 06 December 2019 05:40
Turki Usir 5 Simpatisan ISIS Asal Jerman
Internasional • 04 December 2019 13:45
Maling Kembali Bobol Museum di Jerman, Perhiasan Raib Dicuri
Internasional • 02 December 2019 22:52
TERPOPULER

Indosat soal Paket Data: Orang Indonesia Tak Mau yang Murahan
Teknologi • 10 jam yang lalu
Data Pengapalan Merosot, Samsung Sebut Fokus Berinovasi
Teknologi 8 jam yang lalu
Luhut Minta Grab Jangan Cuma Cari Untung dan Buat Buntung RI
Teknologi 15 jam yang lalu