LIPI soal Tanah Bergoyang di Jombang: Tak Perlu Panik

CNN Indonesia
Kamis, 12 Des 2019 15:40 WIB
Warga desa Banjardowo, Jombang, Jawa Timur dihebohkan dengan fenomena tanah bergoyang seperti likuifaksi yang ditemukan di lahan persawahan.
Ilustrasi tanah bergoyang. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga desa Banjardowo, Jombang, Jawa Timur dihebohkan dengan fenomena tanah bergoyang yang ditemukan di lahan persawahan. Memasuki musim hujan, wilayah tanah yang lembek dan bergerak saat dipijak itu meluas hingga satu hektar.

Kepala bidang koservasi dinas lingkungan hidup Jawa Timur Moh Amin Kurniawan menjelaskan pihak tak mau buru-buru menyimpulkan fenomena tersebut adalah pencairan tanah atau likuifaksi seperti yang ditakutkan warga.

"Kita mau tanya ahli geologi dulu untuk melihat struktur dan sifat tanahnya. Menurut kami ini seperti tanah lempung seperti kasur air. Jadi elastis saat kandungan air tinggi," kata Amin seperti diberitakan CNNIndonesia TV.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari menjelaskan perisitiwa itu bukan hal baru terjadi. Adrin juga memastikan fenomena tanah bergoyang di Jombang juga bukan likuifaksi.


"Itu bukan likuifaksi. Warga tak perlu panik. Itu juga sudah terjadi beberapa tahun lalu. Wilayah sawah yang tanahnya goyang di Jombang itu bekas rawa, alamiah terjadi, jadi wajar," kata Adrin kepada CNNIndonesia.com, Kamis (12/12).

Menurut Adrin, peristiwa tanah bergoyang memang sering terjadi saat hujan. Air yang masuk ke dalam tanah 'terjebak' dan tidak bisa mengalir ke luar lagi. Salah satu faktornya karena kondisi di bawah tanah di desa Jombang itu sudah jenuh akibat pori-porinya tertutup akibat volume air yang melebihi batasnya.

"Tanahnya jenuh karena volume air yang masuk melebihi kapasitas. Itu persis seperti kasus air. Karena air di dalam cukup besar dan tak bisa keluar, jadi tanah yang di atas goyang," jelas Adrin.

Adrin kemudian menjelaskan hal itu juga terjadi di beberapa daerah lain hingga luar negeri. Apalagi di Jombang tempat terjadi tanah bergoyang itu bekas rawa. Saat musim kering, air di bawah tanah juga akan habis dan tanah kembali mengeras.

[Gambas:Video CNN]

Lebih lanjut, Adrin berpesan kepada pemerintah setempat agar memperbaiki sistem aliran air atau drainase di desa Jombang tersebut. Solusi lain, pemerintah setempat bisa membantu dengan alat pompa agar air bisa keluar dari dalam tanah.

"Kalau sistem drainase bagus, air tak terjebak di dalam, bisa dengan mudah mengalir ke luar," kata Adrin.

Tak hanya itu, Adrin juga berpesan kepada warga untuk berhati-hati dengan fenomena tanah bergoyang. Pasalnya bisa beresiko retak dan jebol jika banyak diinjak.

"Bisa jeblok karena tanahnya enggak kuat menahan. Perlu waspada tapi jangan takut karena tidak akan ada longsor," pungkas Adrin.

(dal/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER