Jakarta, CNN Indonesia -- Akhir tahun lalu,
Xiaomi, Asus, dan Realme, sama-sama mengeluarkan ponsel anyar dengan
chipset Qualcomm Snapdragon 855 plus. Xiaomi dengan
Black Shark 2 Pro dan Asus dengan
ROG Phone 2 melabeli ponsel mereka sebagai
smartphone gaming. Sementara Realme malu-malu tak ingin menempelkan embel-embel
gaming pada Realme X2 Pro.
Dari ketiga ponsel tersebut, harga Black Shark 2 Pro ada di antara Realme X2 Pro dan ROG 2. Pada awal peluncuran, ponsel ini dilego Rp8,9 juta dengan memori RAM 8GB dan ROM 128GB. Sementara RAM 12 GB dan ROM 256 dilego Rp10,9 juta. Asus tak mau ketinggalan, ponselnya dilego tak jauh dari harga Black Shark 2 Pro, Rp8,5 juta untuk memori 8GB+128GB dan Rp12,5 juta untuk memori 12G+512GB.
Tampilan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membesut gelar ponsel gaming, Xiaomi merancang Black Shark dengan tampilan cukup garang. Bagian belakang ponsel dirancang tidak seperti
smartphone kebanyakan. Detil dan lekuk-lekuk ponsel ini cukup rumit dan dilengkapi dengan lampu LED pada bagian tengah ponsel yang makin memulas tampilan ponsel. Tampilan ini membuat ponsel tampak "jantan". Bodi ponsel ini juga lebih ringan ketimbang kompetitornya, ROG 2 dan Realme 2 Pro.
Lampu LED ini ditempatkan di bagian belakang dan samping bodi. Lampu samping akan menyala ketika pengguna mengaktifkan mode Shark Space. Ini adalah mode
overclocking, alias mode untuk menggeber performa ponsel.
Overclock adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan ketika
chipset dipaksa bekerja melebihi batas yang disarankan oleh pembuat
chipset. Karena dipaksa bekerja keras maka tak heran jika ponsel langsung terasa lebih hangat ketika mode ini diaktifkan. Mode ini diaktifkan dengan menggeser tombol yang ada di kanan atas ponsel.
Ketika mode ini diaktifkan, pengguna akan dibawa pada tampilan khusus. Ketika masuk dalam Shark Space, maka semua notifikasi ponsel akan dimatikan. Dengan demikian, pengguna bakal fokus menggeber gim yang sedang dimainkan. Selain itu, ada pengaturan khusus untuk mengoptimalkan gim ketika mengaktifkan mode ini.
Ponsel ini juga menempatkan pengeras suara (speaker) ganda di bagian atas dan bawah ponsel. Jika ponsel digunakan bermain gim secara horizontal, maka dua speaker ini bakal menyajikan suara stereo. Speaker stereo ini juga membantu ketika bermain gim yang perlu mendengarkan arah tembakan dari sebelah kiri atau kanan, misalnya.
 Black Shark 2 Pro (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Namun, kekuatan dua
speaker ini tidak seimbang. Speaker bawah lebih bertenaga ketimbang speaker atas. Sehingga, mengurangi kenyamanan ketika mendengarkan audio. Tidak seperti Asus ROG 2 yang punya speaker ganda dengan kekuatan dentuman yang seimbang.
Xiaomi juga menyertakan sebuah casing pelindung plastik. Casing ini tak cuma berguna melindungi bodi ponsel, tapi juga menjadi pelengkap jika pengguna ingin menggunakan joystick yang disertakan dalam paket pembelian. Sisi negatifnya, jika pengguna membeli casing tersendiri, mesti dipastikan dulu casing itu muat dipasangkan dengan joystick ini. Pasalnya, ukuran cengkraman
joystick tak bisa diubah sesuka hati.
Dalam paket pembelian, Xiaomi juga menyertakan kabel USB OTG, pengisi daya cepat 27 Watt beserta kabel. Paket pembelian yang biasa hanya menyertakan joystick sebelah kiri. Pengguna mesti membeli terpisah jika ingin membeli joystick sebelah kanan.
Layar ponsel menggunakan panel AMOLED, yang membuat tampilan jadi mentereng. Namun, layar ini tidak diberi embel-embel rerata penyegaran layar yang tinggi. Sebagai contoh Realme 2 Pro menawarkan refresh rate 90 Hz dan ROG 2 yang punya 120 Hz.
Meski punya refresh rate 60 Hz seperti ponsel pada umumnya, Xiaomi mencoba mengungguli dengan meningkatkan sensitivitas layar terhadap sentuhan, sehingga layar lebih cepet merespons dengan 34,7 milisekon (ms). Dalam video yang dipamerkan di Youtube Black Shark, fitur ini menguntungkan pengguna lantaran membuat tembakan pada permainan FPS lebih cepat dilepaskan.
Selain itu, layarnya pun mengenali seberapa keras tekanan di layar. Kemampuan ini dilabeli sebagai Master Touch, serupa dengan 3D Touch pada iPhone. Black Shark juga sudah menyematkan pemindai sidik jari bawah layar yang sangat responsif.
PerformaBlack Shark 2 Pro menggunakan
chipset Snapdragon 855 Plus. Ini merupakan
chipset kasta tertinggi dari Qualcomm. Jika dibandingkan dengan
chipset teratas besutan Mediatek, Helio G90 T yang dikhususkan untuk gaming, 855 plus masih lebih unggul. Snapdragon 855 plus juga masih lebih unggul dari Kirin 990 yang menjadi
chipset unggulan Huawei.
Untuk mendinginkan mesin, Black Shark memiliki pendingin cair yang disebut Liquid Cool 3.0. Pendingin ini dijanjikan bisa menurunkan suhu chipset hingga 14 derajat Celcius. Sehingga, ponsel tak terlalu panas ketika dipaksa kerja berat, terutama ketika Shark Space diaktifkan. Pendingin likuid ini berguna untuk mendinginkan chipset yang sedang kerja rodi.
Berikut hasil pengetesan dengan sejumlah aplikasi benchmark tanpa menyalakan fungsi
overclock Shark Space.
Antutu Benchmark v8.2.1: 439280
Geek Bench Single core 534
Geek Bench Multi core 2021
PC Mark Work 2.0 7269
Skor Antutu Black Shark masih kalah dari ROG Phone 2 yang mencatat skor 480.020. Sementara Realme X2 Pro mencatat angka 474.688.
Penggunaan ponsel ini untuk bermain gim selama beberapa jam berhasil dilalui dengan mulus. Namun, baterai ponsel ini hanya 4.000 mAh relatif lebih kecil dari ponsel gim lain. Sebab, ROG 2 punya baterai yang jauh lebih besar, 6.000 mAh. Ponsel ini juga dilengkapi dengan pengisi daya cepat 27 W. Pengisi daya cepat ini juga lebih lambat dari pengisi daya Asus ROG 2 dengan 30 watt dan Realme X2 Pro.
Kamera Kamera ganda Black Shark 2 Pro (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Sebagai ponsel yang dikhususkan bagi penggemar gim, hasil foto ponsel ini memang tidak terlalu wow. Tapi, kamera ponsel ini memberikan hasil jepretan yang cukup baik. Tidak seperti ponsel lain yang belakangan berlomba menambahkan banyak lensa pada kamera utama. Kamera Black Shark 2 Pro tampil sederhana hanya dengan lensa ganda.
Bantuan sensor Sony IMX586 48 MP dan lensa zoom 20 MP untuk kamera utama, memberikan tampilan foto yang cerah saat malam dan ketika memotret di luar ruangan. Tapi foto malam hari ponsel ini menarik. Sebab, tanpa menggunakan mode malam, hasil jepretan kamera mampu menampilkan foto dengan kecerahan tinggi. Didukung dengan layar Amoled, hasil jepretan bakal makin terlihat indah di layar ponsel.
 Foto malam Black Shark 2 Pro yang cukup cerah namun kehilangan detil. (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Tapi ketika ditelaan lebih jauh, meski hasil foto cerah, tapi jepretan malam ponsel ini tak mampu mengeluarkan detil objek. Tampak perbandingan hasil jepretan Huawei P20 Pro yang mampu memberikan detil pada bagian tembok gereja. Sementara jepretan Black Shark 2 Pro hanya tampak terang tapi tak ada detil yang ditampilkan, semua tersaput menjadi warna putih saja.
Namun, tidak semua objek dalam kondisi malam bisa dijepret dengan baik. Beberapa objek yang dijepret pada malam hari dengan kondisi lebih redup, ternyata tidak menghasilkan foto yang cerah. Begitu juga ketika kamera dipakai untuk memotret di dalam ruangan, ponsel ini tak mampu menunjukkan taringnya. Warna yang dihasilkan tak terlalu mentereng.
 Namun, hasil foto lebih redup pada situasi malam di lokasi kurang cahaya. (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
 Hasil foto dalam ruangan yang menghasilkan warna yang kurang cerah. (CNN Indonesia/Eka Santhika Parwitasari) |
Meski demikian, ketika mengaktifkan mode potrait alias mode yang digunakan untuk menonjolkan wajah dan memburamkan latar foto. Dengan mode ini, kamera berhasil mengaburkan latar belakang dengan cukup baik. Kamera ponsel pun bisa mendeteksi fokus dengan baik, sehingga bisa memburamkan objek dengan tepat.
 Efek bokeh (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Untuk foto luar ruang, kamera ponsel ini bisa memberikan warna cemerlang dan jernih.
 Hasil foto luar ruang (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
 Hasil fiti luar ruang. (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Black Shark 2 Pro dibanderol tipis dari ROG 2 yang sama-sama menyandang titel ponsel gim. Namun, dari sisi spesifikasi, fitur yang ditawarkan, hingga harga, ROG 2 kami nilai lebih menarik untuk dipilih ketimbang ponsel ini.
Namun, jika pengguna tertarik dengan tambahan joystick yang sudah disertakan Black Shark dalam paket penjualan dan ingin ponsel yang lebih ringan digenggam, Black Shark 2 Pro bisa jadi pilihan.
Kelebihan- Bodi ringan
- Pada paket penjualan sudah disertakan joystick untuk membantu bermain gim
Kekurangan- Kapasitas baterai kecil
- Speaker tidak seimbang
- Kapasitas baterai dan performa masih kalah dari ROG 2
Spesifikasi | Xiaomi Black Shark 2 Pro |
Layar | AMOLED 6,39 inci, resolusi 1080x2340 dan rasio 19,5:9. |
Prosesor | QualcommSnapdragon 855 Plus, 2.96 GHz (Qualcomm Snapdragon premium-tier processor dan Adreno 640. |
Sistem Operasi | Android Pie 9, OS antarmuka Black Shark OS UI. |
Kamera | Dua Kamera Belakang - Kamera utama: 48MP bukaan f/1.75 - 12MP bukaan f/2.2
Kamera Depan - 20MP bukaan f/2.0 |
Memori | - RAM 8GB+128GB - RAM 12GB+256GB |
Baterai | 4.000 mAh dengan pengisian baterai cepat 27 watt. |
Fitur Lain | GPS, Galileo, GLONASS, Beidou, sensor graviti, sensor proximiti, gyroscope, sensor FreeTouch. |
Harga | - Rp8,9 juta (RAM 8GB+128GB) - Rp10,9 juta (RAM 12GB+256GB) |