PerformaBlack Shark 2 Pro menggunakan
chipset Snapdragon 855 Plus. Ini merupakan
chipset kasta tertinggi dari Qualcomm. Jika dibandingkan dengan
chipset teratas besutan Mediatek, Helio G90 T yang dikhususkan untuk gaming, 855 plus masih lebih unggul. Snapdragon 855 plus juga masih lebih unggul dari Kirin 990 yang menjadi
chipset unggulan Huawei.
Untuk mendinginkan mesin, Black Shark memiliki pendingin cair yang disebut Liquid Cool 3.0. Pendingin ini dijanjikan bisa menurunkan suhu chipset hingga 14 derajat Celcius. Sehingga, ponsel tak terlalu panas ketika dipaksa kerja berat, terutama ketika Shark Space diaktifkan. Pendingin likuid ini berguna untuk mendinginkan chipset yang sedang kerja rodi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut hasil pengetesan dengan sejumlah aplikasi benchmark tanpa menyalakan fungsi
overclock Shark Space.
Antutu Benchmark v8.2.1: 439280
Geek Bench Single core 534
Geek Bench Multi core 2021
PC Mark Work 2.0 7269
Skor Antutu Black Shark masih kalah dari ROG Phone 2 yang mencatat skor 480.020. Sementara Realme X2 Pro mencatat angka 474.688.
Penggunaan ponsel ini untuk bermain gim selama beberapa jam berhasil dilalui dengan mulus. Namun, baterai ponsel ini hanya 4.000 mAh relatif lebih kecil dari ponsel gim lain. Sebab, ROG 2 punya baterai yang jauh lebih besar, 6.000 mAh. Ponsel ini juga dilengkapi dengan pengisi daya cepat 27 W. Pengisi daya cepat ini juga lebih lambat dari pengisi daya Asus ROG 2 dengan 30 watt dan Realme X2 Pro.
Kamera Kamera ganda Black Shark 2 Pro (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Sebagai ponsel yang dikhususkan bagi penggemar gim, hasil foto ponsel ini memang tidak terlalu wow. Tapi, kamera ponsel ini memberikan hasil jepretan yang cukup baik. Tidak seperti ponsel lain yang belakangan berlomba menambahkan banyak lensa pada kamera utama. Kamera Black Shark 2 Pro tampil sederhana hanya dengan lensa ganda.
Bantuan sensor Sony IMX586 48 MP dan lensa zoom 20 MP untuk kamera utama, memberikan tampilan foto yang cerah saat malam dan ketika memotret di luar ruangan. Tapi foto malam hari ponsel ini menarik. Sebab, tanpa menggunakan mode malam, hasil jepretan kamera mampu menampilkan foto dengan kecerahan tinggi. Didukung dengan layar Amoled, hasil jepretan bakal makin terlihat indah di layar ponsel.
 Foto malam Black Shark 2 Pro yang cukup cerah namun kehilangan detil. (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Tapi ketika ditelaan lebih jauh, meski hasil foto cerah, tapi jepretan malam ponsel ini tak mampu mengeluarkan detil objek. Tampak perbandingan hasil jepretan Huawei P20 Pro yang mampu memberikan detil pada bagian tembok gereja. Sementara jepretan Black Shark 2 Pro hanya tampak terang tapi tak ada detil yang ditampilkan, semua tersaput menjadi warna putih saja.
Namun, tidak semua objek dalam kondisi malam bisa dijepret dengan baik. Beberapa objek yang dijepret pada malam hari dengan kondisi lebih redup, ternyata tidak menghasilkan foto yang cerah. Begitu juga ketika kamera dipakai untuk memotret di dalam ruangan, ponsel ini tak mampu menunjukkan taringnya. Warna yang dihasilkan tak terlalu mentereng.
 Namun, hasil foto lebih redup pada situasi malam di lokasi kurang cahaya. (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
 Hasil foto dalam ruangan yang menghasilkan warna yang kurang cerah. (CNN Indonesia/Eka Santhika Parwitasari) |
Meski demikian, ketika mengaktifkan mode potrait alias mode yang digunakan untuk menonjolkan wajah dan memburamkan latar foto. Dengan mode ini, kamera berhasil mengaburkan latar belakang dengan cukup baik. Kamera ponsel pun bisa mendeteksi fokus dengan baik, sehingga bisa memburamkan objek dengan tepat.
 Efek bokeh (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Untuk foto luar ruang, kamera ponsel ini bisa memberikan warna cemerlang dan jernih.
 Hasil foto luar ruang (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
 Hasil fiti luar ruang. (CNN Indonesia/Eka Santhika) |