Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi & Informatika (
Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan saat ini proses pengadaan
Satelit Satria sesuai dengan target. Ia menegaskan Satria tetap direncanakan akan mengorbit pada kuartal keempat 2022.
Saat ini, Johnny mengatakan pengadaan satelit internet dengan kapasitas 150Gbps ini memasuki tahap
financial closing. Tahap ini ditargetkan rampung pada kuartal pertama 2020.
"Kami pastikan kuartal keempat 2022 itu satelit sudah orbit. Namanya commercial operation date. itu kuartal keempat 2022," ujar Johnny kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (5/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek Satria menggunakan skema pembayaran ketersediaan layanan (Availability Payment/AP) akan memakan biaya Rp20,68 triliun dengan masa konsesi 15 tahun. Biaya ini meliputi belanja modal, belanja operasional dan pengembalian investasi yang wajar.
Adapun PT Satelit Nusantara Tiga ini dimiliki PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera yang semuanya tergabung dalam konsorsium PSN.
Satria telah memulai konstruksi pada akhir 2019 oleh manufaktur asal Prancis Thales Alenia Space. Satelit Satria sudah mulai dibangun pada akhir 2019 dan diperkirakan akan meluncur ke slot orbit pada 2022.
PT Satelit Nusantara Tiga akan menggelontorkan dana sebesar Rp6,4 triliun untuk membangun satelit tersebut. Setelah satelit beroperasi, pemerintah akan membayar kepada PT Satelit Nusantara Tiga Senilai Rp1,38 triliun per tahun selama 15 tahun dengan total Rp20,68 triliun.
[Gambas:Video CNN]"Rencananya Satria sudah mulai dibangun pada akhir 2019 dan membutuhkan waktu perencanaan tiga tahun setengah dengan estimasi meluncur ke slot orbit pada 2022," kata Johnny.
Johnny mengatakan saat ini Indonesia telah memiliki enam satelit dengan kapasitas keseluruhan 27Gbps. Artinya, kapasitas Satelit Satria enam kali lebih besar dari kapasitas seluruh enam satelit milik Indonesia saat ini.
"Satelit akan digunakan untuk
blind spot wilayah di Indonesia," kata Johnny.
Satelit ini akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik. Setidaknya ada 150 ribu titik yang tidak dapat akses internet lantaran tidak terjangkau oleh kabel serat optik.
(jnp/dal)