Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas pertahanan
Turki menyatakan telah menembak jatuh dua pesawat tempur jenis
Sukhoi Su-24 milik
Suriah di kawasan Idlib. Pesawat buatan Rusia itu jatuh setelah beberapa saat terbang untuk melaksanakan misi.
Pesawat Pengebom Segala CuacaMelansir situs resmi
Shukoi, Su-24 atau Fencer adalah jet tempur taktis supersonik buatan Uni Soviet yang bisa dioperasikan pada siang dan malam di segala cuaca.
Pesawat yang dikembangkan sejak tahun 1961 itu dilengkapi dua pemindai radar Orion-A untuk menyerang dan radar pembersihan medan Relyef yang didedikasikan untuk menyediakan kontrol otomatis penerbangan di ketinggian rendah dan sangat rendah.
Pesawat Dua Kru SejajarSu-24 merupakan pesawat untuk dua kru pertama dalam industri penerbangan Uni Soviet. Kru pertama bertugas mengoperasikan penerbangan. Sedangkan kru kedua mengoperasikan penembakan berbagai macam senjata yang terpasang di pesawat tersebut.
Su-24 dilengkapi kursi lontar K-36D yang memungkinkan pilot untuk menyelamatkan diri pada ketinggian dan kecepatan penerbangan, termasuk saat lepas landas dan mendarat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilengkapi Bom NuklirMelansir
Military Today, Su-24 dirancang untuk menggantikan pesawat tempur Yakovlev Yak-28 dalam serangan taktis dan serangan semua cuaca. Pesawat itu diketahui dapat membawa hingga 8.000 kilogram persenjataan, namun kapasitas normal adalah sekitar 4.000 kg.
Kemampuan angkat beban yang tinggi ditujukan untuk membawa bom nuklir TN-1000 dan TN-1200 dan berbagai bom konvensional,. Selain itu, pesawat tempur itu dirancang untuk mengangkut roket dan rudal udara-ke-permukaan untuk menyerang target tetap dan bergerak dengan akurasi tepat.
Sayap Dapat 'Berayun'
Su-24 merupakan pesawat tempur dengan teknologi
variable-sweep swing, yakni sayap pesawat atau seperangkat sayap yang dapat disapu kembali dan kemudian dikembalikan ke posisi lurus semula selama penerbangan.
Teknologi yang digunakan oleh Su-24 juga digunakan oleh jet tempur F-111 Aardvark buatan Amerika Serikat dan Anglo-French Variable Geometry (AVGV) buatan Inggris-Prancis.
Digunakan Banyak NegaraMelansir
Military Factory, ratusan Su-24 telah diproduksi dan didistribusikan ke sejumlah angkatan bersenjata di berbagai negara. Selain Rusia, Ukraina menjadi operator Su-24 terbesar kedua dengan 230 unit.
Negara lain yang menggunakan Su-24, yakni Aljazair (39 unit), Belarus (34 unit), Angola (12 unit), Azerbaijan (11 unit), Iran (36 unit), Kazakhstan (25 unit), Libya (8 unit), dan Suriah (20 unit).
[Gambas:Video CNN]
Banyak JenisnyaSu-24 mengalami berbagai pengembangan sejak pertama kali diproduksi. Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat pula Su-24M, Su-24M2, Su-24MK, Su-24MR, dan Su-24MP.
Setiap jenis Su-24 dijual dengan harga beragam. Tinggi rendahnya harga disebabkan oleh teknologi yang terpasang di setiap jenis pesawat tersebut.
Beberapa Kali KecelakaanSu-24 diketahui delapan kali kecelakaan sepanjang tahun 2008-2017, di antaranya pada tahun 2008 jatuh akibat kerusakan sistem kontrol penerbangan. Pada tahun 2012 Su-24 dikabarkan jatuh karena kegagalan mesin.
Sedangkan pada tahun 2017 jatuh akibat ditembaki oleh jet tempur F-16 milik Turki. Sedangkan pada 2017 jatuh saat lepas landas di Pangkalan Udara Khmeimim, provinsi Latakia, Suriah.
(jps/dal)