Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 500 ribu akun
Zoom dilaporkan dijual di situs
dark web dan forum peretas, buntut dari kepopuleran layanan konferensi video ini selama kebijakan
Work From Home/WFH imbas wabah virus corona.
Dark web sendiri atau juga dikenal dengan darknet adalah sebuah bagian dari internet yang tidak bisa diakses oleh sembarang orang.
Cara peretas mengambil akun pengguna ialah mereka membobol salah satu akun Zoom. Setelah berhasil melakukan login, lalu mereka berupaya untuk membobol sistem privasi data Zoom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu mereka menghimpun ratusan ribu akun tersebut dan dijual kepada peretas lain. Akun yang dijual ini dimaksudkan untuk melakukan serangan Zoombombing, seperti dikutip
MacRumors.
Zoombombing adalah serangan yang dilancarkan hacker berupa gangguan dari luar yang membajak konferensi video dengan mengirim gambar-gambar tidak senonoh atau ujaran kebencian disertai ancaman.
Perusahaan intelijen AS, Cybersecurity Cyble mengatakan kepada jurnalis
Bleeping Computer bahwa pada 1 April lalu, mereka melihat ada proses jual-beli akun Zoom di salah satu forum peretas.
Menurut laporan Cybersecurity Cyble, 290 akun Zoom memiliki keterkaitan dengan beberapa universitas di Amerika Serikat seperti University of Vermont, University of Colorado, University of Dartmouth, University of Lafayette, University of Florida, dan masih banyak lagi.
Ada juga akun-akun Zoom dari perusahaan ternama AS seperti Chase dan Citibank. Lebih lanjut, peretas menjual akun dengan harga yang sangat murah yaitu US$0,0020 sen per akun.
Tidak hanya mendapatkan akun semata, peretas juga mendapatkan alamat email, kata sandi, dan alamat link ketika perusahaan atau lembaga lain hendak mengadakan rapat.
Oleh sebab itu Cybersecurity Cyble menyarankan kepada pengguna Zoom untuk sering mengubah kata sandi akun mereka.
(din/dal)
[Gambas:Video CNN]