Jakarta, CNN Indonesia -- Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah mengembangkan mobile
disinfektan high power menggunakan sinar UV Tipe-C untuk sterilisasi ruangan rumah sakit dari droplet atau micro-droplet yang mengandung
virus corona Covid-19.
Dosen Prodi Fisika FMIPA ITB, Bagus Endar Bachtiar N mengatakan alat tersebut memiliki power yang cukup besar untuk melemahkan virus.
"Dengan
power yang besar, alat ini tidak hanya dapat melemahkan virus, tetapi dapat mematikan virus dengan merusak DNA-nya menggunakan paparan sinar UV," ujar Bagus melansir situs resmi ITB, Jumat (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagus menyampaikan penularan virus Covid-19 lewat droplet atau aerosol/micro-droplet dari seseorang yang positif terinfeksi merupakan dasar dibuat alat itu. Selain itu, kemampuan virus yang bisa melayang di udara dan menempel di permukaan benda selama beberapa hari juga menjadi pertimbangan.
Bagus menuturkan power input alat tersebut sekitar 750-1000 watt dan mampu memancarkan radiasi 25 watt/m2 pada radius 1 meter. Alat itu juga mampu memancarkan radiasi UV-C 2.8 watt/m2 untuk ruangan dengan volume sebesar 108 m3 atau setara dengan ruangan ukuran 6x6x3 meter.
Selain itu, dia berkata alat tersebut dilengkapi sistem
telecontroller yang dapat dioperasikan menggunakan laptop atau handphone dari jarak jauh.
"Pancaran energi radiasi UV-nya dua kali lebih besar dari cahaya matahari. Oleh karena itu, alat ini tidak perlu dipancarkan terlalu lama, cukup dalam waktu 5 menit," ujarnya.
Lebih lanjut, Bagus mengklaim sinar UV tipe C yang terdapat dalam alat tersebut adalah standar sinar UV yang digunakan untuk sterilisasi peralatan dari mikroba atau patogen. Dia menyebut sinar UV tipe C itu memiliki energi yang tinggi dan panjang gelombangnya relatif pendek.
Sehingga, dia menyebut akan menjangkau seluruh sudut ruangan. Dengan sinar ini, dia juga berkata virus yang melayang-layang di udara dalam aerosol/micro-droplet akan dapat dimatikan.
"Perangkat ini bisa dipakai untuk mensterilkan ruangan maupun udara," ujar Bagus.
Selain menggunakan listrik, Bagus menjelaskan sumber tenaga yang digunakan oleh alat itu adalah ACCU. Dia menjelaskan ACCU digunakan agar alat tersebut dapat dipakai juga secara mobile, misalnya di dalam lift dan dapat dikontrol secara jarak jauh.
Dia kembali berkata alat buatan timnya itu dilengkapi dengan sistem perangkat lunak yang dapat memonitoring aktivasi, waktu menyala, dan energi yang dikeluarkan.
Di sisi lain, Bagus mengingatkan sinar UV tipe C pada alat ini sangat berbahaya apabila terpapar langsung pada kulit dan mata. Sehingga, dia berkata ruangan yang sedang disinari harus steril dari manusia. Setelahnya, dia berkata ruangan yang telah disinari juga akan berbau sama seperti saat benda dijemur sinar matahari.
"Sinar UV ini memiliki karakteristik energi yang besar namun daya tembusnya kecil. Jika akan digunakan untuk sterilisasi pakaian APD, harus dilakukan dibolak-balik," ujarnya.
Lebih dari itu, dia mengaku banyak cara membunuh virus dan mikroba. Dia berkata penggunaan sinar UV hanya salah satu cara yang efektif namun belum banyak digunakan karena teknologinya mahal.
Saat ini, Bagus mengaku alat buatannya sudah berulang kali dilakukan uji coba. Dia juga berkata alatnya belum dikirimkan ke rumah sakit rujukan karena masih menunggu sertifikasi dari Kementerian Kesehatan.
(jps/dal)
[Gambas:Video CNN]