Jakarta, CNN Indonesia --
Twitter menyebut dua kicauan atau tweet Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump tidak berdasar atau 'unsubstantiated' dan menuduh Trump melakukan klaim palsu.
Mengutip
AFP, kejadian ini merupakan pertama kalinya dilakukan oleh platform media sosial setelah lama menolak seruan untuk mengecam postingan Trump yang dianggap menentang kebenaran.
Langkah twitter tersebut langsung Trump marah dan menuduh Twitter melakukan ikut campur terhadap Pemilihan Presiden (Pilpres) AS yang akan digelar tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Trump, Twitter telah mencederai kebebasan berpendapat alias free speech. Sebagai Presiden AS, Trump menegaskan tak akan membiarkan hal itu terjadi.
Perusahaan raksasa media sosial Twitter itu sebelumnya mengomentari dua kicauan Trump pada hari Selasa (26/5) kemarin yang menyebut pemungutan suara melalui 'mailing voting' akan melahirkan pemilu AS yang curang. Twitter membantah dan menyebut kicauan Trump itu tanpa bukti.
Di bawah kolom kicauan Trump, Twitter mengunggah tautan 'dapatkan fakta tentang mail-in ballots' dan mengarahkan pengguna twitter untuk melihat klaim yang 'tidak berdasar' itu dengan mengutip artikel yang dirilis CNN, Washington Post dan media lainnya.
"Trump secara keliru mengklaim bahwa surat suara (mail-in ballots) akan mengarah pada kecurangan pemilu," bantah Twitter.
"Cek Fakta menegaskan tidak ada bukti bahwa surat suara yang akan digunakan pada pilpres AS mengarah pada kecurangan pemilu," tambah Twitter.
Sebelumnya, Trump melalui akun twitternya, menuding bahwa Gubernur California telah berbuat curang dan akan menipu hasil pemilu dengan membuat surat suara yang sudah dipalsukan, dicetak secara ilegal dan sudah diteken secara curang. Tak hanya itu, Trump juga menuding kotak suara di wilayah California akan dirampok.
Twitter kemudian menandai bahwa kicauan Trump itu tidak berdasar dan Trump telah membuat berita palsu.
Kicauan atau tweet yang berisi berita palsu juga pernah dilakukan Trump terhadap eks Presiden AS Barrack Obama pada tahun 2016 lalu. Kala itu Trump berkicau bahwa Obama adalah presiden kulit hitam pertama yang tidak dilahirkan di AS dan karenanya tidak memenuhi syarat sebagai presiden.
Menanggapi hal itu, Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan bahwa Twitter dan platform media sosial lain harus berani 'menandai' informasi yang menyesatkan dan tidak benar.
Mengutip
Washington Post, Juru bicara Twitter Katie Rosborough menegaskan bahwa kicauan Trump yang kembali mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Republik itu mengandung unsur informasi yang menyesatkan tentang pilpres AS 2020.
Kicauan Trump itu kemudian dilabeli sebagai informasi yang tak berdasar seputar surat suara pemilu AS.
(dal/dal)
[Gambas:Video CNN]