Jakarta, CNN Indonesia --
China pada akhir 2019 lalu resmi menugaskan
kapal induk kedua buatan dalam negeri yang bernama Shandong. Shandong resmi akan melayani Angkatan Laut Pembebasan Rakyat China.
Shandong dilaporkan memiliki panjang 315 meter dan memiliki lebar (beam) 75 meter. Desain lambung kapal berbasis dari kapal induk pertama China, Liaoning. Liaoning sendiri dibuat dari lambung kapal induk Kuznetsov yang dibuat oleh Soviet.
Berat kapal total pada saat garis air penuh (displacement) adalah 55 ribu dalam kapasitas muatan standar. Dalam kapasitas muatan penuh, kapal memiliki displacement 66 ribu hingga 70 ribu ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari situs
China Power CSIS, Shandong memiliki sistem propulsi berupa empat turbin konvensional uap dan delapan boiler. Spesifikasi propulsi bisa membuat kapal melaju dengan kecepatan maksimal 31 knots atau sekitar 57 km per jam.
Dilansir dari
South Morning China Post, kapal memiliki sistem sensor Type 346A S-band AESA dan disenjatai dengan tiga senapan Gatling Type 1130 CIWS dan tiga peluncur misil HQ-10.
Kapal bisa menampung mengangkut lebih dari 50 pesawat atau helikopter.
Shandong diketahui menggunakan jalur lompat ski (agak menjulang ke atas) di ujung dek penerbangan untuk meluncurkan pesawat. Teknologi yang disebut STOBAR itu dinilai relatif lebih tua dibandingkan dengan teknologi 'ketapel' yang disukai Angkatan Laut Amerika Serikat.
Shandong merupakan kapal induk kedua milik China setelah Liaoning yang ditugaskan pada 2012 lalu. Shandong ditugaskan di daerah Sanya, Provinsi Kepulauan Hainan.
Dilaporkan kapal telah menyelesaikan sembilan uji laut (sea trial) dalam kurun waktu 18 bulan. Sebagai perbandingan, Liaoning menyelesaikan 10 sea trial dalam kurun waktu 13 bulan.
Sebelumnya, Presiden Xi Jinping memutuskan menaikkan anggaran pertahanan negara sebesar 6,6 persen pada pekan lalu di tengah serangan pandemi virus corona yang terus merongrong perekonomian global, tak terkecuali Tiongkok.
Dengan kenaikan itu, anggaran pertahanan China meningkat menjadi 1.268 triliun yuan atau Rp2.628 triliun.
Pada awal pekan ini tak lama setelah rencana anggaran pertahanan diumumkan, Xi turut memerintahkan Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) atau militer China untuk memikirkan "skenario terburuk, meningkatkan latihan militer, dan menyiagakan kesiapan perang.
(jnp/dal)
[Gambas:Video CNN]