Jakarta, CNN Indonesia -- Riset menunjukkan sistem
imun beberapa orang yang lebih kuat melawan
virus corona SARS-CoV-2 penyebab wabah Covid-19. Riset yang diterbitkan bulan Mei lalu menunjukkan beberapa orang yang belum pernah terpapar virus corona memiliki T cell helper (sel T pembantu).
Sel ini mampu mengenali virus dan merespons dengan tepat. Peneliti menyebut fenomena sebagai reaktivitas silang (cross reactivity). Fenomena ini mengakibatkan T cell berkembang sebagai respons terhadap virus lain yang serupa dengan SARS-CoV-2.
Dalam hal ini, sel-sel T tersebut mungkin tersisa dari paparan orang sebelumnya terhadap virus corona yang berbeda. Satu dari empat virus corona bisa menyebabkan pilek biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda mulai dengan sedikit keuntungan. Keunggulan dalam perlombaan senjata antara virus yang ingin bereproduksi dan sistem kekebalan yang ingin menghilangkannya," Alessandro Sette, salah satu penulis penelitian.
Dilansir dari
Science Alert, penelitian ini diterbitkan di journal Cell (
https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(20)30610-3). Sette mengatakan T cell membantu menghasilkan kekebalan yang lebih cepat dan kuat.
Untuk penelitiannya, tim Sette memeriksa sistem kekebalan tubuh dari 20 orang yang terkena virus SARS-CoV-2 dan pulih, serta sampel darah dari 20 orang yang telah dikumpulkan antara tahun 2015 dan 2018. Artinya, tidak ada kemungkinan orang-orang itu terpapar pada virus corona yang baru.
Di antara 20 orang yang sampel darahnya diambil sebelum pandemi, 50 persen memiliki jenis sel darah putih yang disebut CD4 + - sel T yang membantu sistem kekebalan membuat antibodi. Peneliti mengatakan sel ini mampu mengenali virus corona baru dan membuat sistem kekebalan tubuh untuk segera melawan.
Dilansir dari
Daily Mail, sekitar 70 persen sampel dari penderita Covid-19 membawa sel T pembunuh (
T cell killer) CD8, sementara semuanya memiliki CD4.
Sel T pembunuh secara langsung membunuh sel-sel yang telah terinfeksi oleh patogen. Sementara sel T pembantu merangsang bagian lain dari respons imun, seperti sel B.
Sel B juga merupakan bagian dari sistem imun adaptif. Mereka membantu membuat antibodi yang spesifik untuk setiap patogen.
Di sisi lain, peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui apakah atau sejauh mana reaktivitas silang ini mempengaruhi tingkat keparahan suatu kasus.
"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa reaktivitas silang dengan virus corona berperan dalam hasil klinis Covid-19 yang ringan atau parah atau tingkat infeksi pada populasi," Maillère Bernard, seorang ilmuwan di Université de Paris- Saclay.
(jnp/dal)
[Gambas:Video CNN]