Ilmuwan Ungkap Beda Hewan Beracun dan Berbisa

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2020 14:09 WIB
A brown spitting cobra rears up using its menacing hood to adopt a defencive posture inside its enclosure on February 14, 2019 at the Bio-Ken Snake Farm in the Kenya's coastal town of Watamu in Kilifi county. (Photo by TONY KARUMBA / AFP)
Ilustrasi hewan berbisa. (TONY KARUMBA / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Istilah beracun dan berbisa masih sering disalah artikan beberapa orang. Misalnya, tak sedikit dari mereka yang berpikir bahwa ular merupakan hewan beracun. Padahal, kata beracun (poison) dan berbisa (venom) merupakan dua arti yang berbeda.

Menurut para ahli biologi yang dihimpun Britannica, istilah berbisa disematkan pada organisme yang menggigit atau menyengat lalu menyuntikkan racun mereka. Sedangkan beracun, berlaku untuk organisme yang mengeluarkan racun saat seseorang memakannya.

Artinya, tidak banyak ular yang benar-benar beracun. Sebagian besar racun ular ditransfer melalui gigitan, kecuali jenis ular garter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ular garter atau Thamnophis termasuk ular yang tidak berbahaya dalam hal gigitannya tetapi beracun untuk dimakan karena tubuh ular menyerap dan menyimpan racun mangsanya seperti kadal dan salamander.

Selain itu kategori hewan beracun sebagian besar berasal dari spesies amfibi seperti katak, kodok, salamander dan lainnya. Racun ditimbun di kulit mereka dan bahan kimia yang terkandung di dalam racun itu dinilai cukup kuat untuk mematikan manusia.

Beberapa orang percaya bahwa luwak merupakan jenis hewan beracun. Namun sebetulnya mereka hanya memakan ular berbisa seperti kobra. Meskipun berbisa tetapi kobra tidak beracun. Jadi ketika luwak memakan ular itu, racun akan dipecah oleh asam-asam yang di dalam perut luwak.

Laba-laba umumnya berbisa dan beberapa jenis kadal juga memiliki bisa. Sebab, para ahli menilai kadar racun yang ada di kadal relatif ringan, contohnya kadal jenis Heloderma Suspum dan iguana.

Ada spesies mamalia yang memiliki bisa yaitu platipus atau Ornithorhynchus Anatinus. Platipus jantan memiliki taji atau cakar di dalam pergelangan kaki yang terhubung ke kelenjar racun yang terletak di atas paha.


Taji dapat juga digunakan untuk pertahanan dan racunnya cukup manjur untuk membunuh hewan kecil serta dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat pada manusia jika taji menembus kulit, seperti mengutip Science How to Stuff Works.

Bahkan ada tanaman yang dapat dianggap beracun atau berbisa. Misalnya, tanaman Poison Ivy (Toxicondendron Radicans). Tanaman ini termasuk beracun karena hampir semua bagian mengandung urushiol.

Urushiol merupakan suatu zat yang dapat menghasilkan peradangan pada kulit lalu menimbulkan sensasi gatal dan bisa menimbulkan penyakit dermatitis.

(din/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER