Bulan Titan Semakin Menjauh dari Saturnus Imbas Gravitasi

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Jun 2020 10:00 WIB
This NASA handout image obtained October 19, 2009 shows Saturn during an equinox captured by the robot explorer Cassini. The images comprising the mosaic, taken over about eight hours, were extensively processed before being joined together. With no enhancement, the rings would be essentially invisible in this mosaic. To improve their visibility, the dark right half of the rings has been brightened relative to the brighter left half by a factor of three, and then the whole ring system has been brightened by a factor of 20 relative to the planet. So the dark half of the rings is 60 times brighter, and the bright half 20 times brighter, than they would have appeared if the entire system, planet included, could have been captured in a single image.The images were taken on August 12, 2009, beginning about 1.25 days after exact equinox, using the red, green and blue spectral filters of the wide angle camera and were combined to create this natural color view. The images were obtained at a distance of approximately 526,000 miles from Saturn and at a Sun-Saturn-spacecraft, or phase, angle of 74 degrees. Image scale is 31 miles per pixel. AFP PHOTO/NASA/JPL/SPACE/RESTRICTED TO EDITORIAL USE (Photo by HO / NASA / AFP)
Planet Saturnus. (AFP PHOTO/NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu bulan yang mengorbit di planet Saturnus yaitu Titan dilaporkan menjauh dari Saturnus. Prosesnya dilaporkan seratus kali lebih cepat disebabkan oleh energi gravitasi Bulan yang mendorongnya semakin jauh dari planet.

Laporan tersebut berhasil dihimpun dari misi Cassini-Huygens NASA yang khusus mempelajari Saturnus dan beberapa bulan yang mengorbit planet. Data mengungkapkan bahwa laju migrasi Titan sekitar 4 inci atau 0,10 meter per tahun.

Bulan Titan sendiri berukuran lebih besar dibanding Merkurius, diameter Titan tercatat sebesar 5.150 kilometer sedangkan Merkurius 4.879 kilometer. Menjauhnya Bulan Titan dari Saturnus pun dianggap bahwa seluruh sistem planet ini berkembang dengan sangat cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil ini membawa fakta baru yang penting dari teka-teki terkait usia sistem Saturnus dan bagaimana bulan-bulannya terbentuk," kata Ilmuwan dari Observatorium Paris di Universite Paris Sciences dan salah satu peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA, Valery Lainey dikutip CNN.


Lebih lanjut kata Lainey, data dari misi Cassini dibandingkan dengan data radio yang dikumpulkannya selama 10 flybys Saturnus sejak 2006 sampai 2016.

"Dengan menggunakan dua set data yang sama sekali berbeda, kami memperoleh hasil yang sesuai dengan teori Jim Fuller yang meramalkan migrasi Titan jauh lebih cepat," kata ilmuwan lain, Paolo Tortora dari Cassini Radio Science Team, University of Bologna Italy.

Jim Fuller merupakan seorang astrofisikawan dan asisten professor di California Institute of Technology yang memiliki teori bahwa Bulan-bulan dalam dan luar planet bermigrasi dengan kecepatan yang sama. Lalu ada dua jenis Bulan yang terjebak di dalam orbit, akhirnya terdorong ke luar planet akibat adanya gravitasi.

Teori Fuller yang ia terbitkan sebagai studi penelitian sekitar empat tahun yang lalu ini mengubah pandangan bahwa Bulan-bulan yang berada di luar orbit bermigrasi lebih lambat dibanding yang di dalam.

Titan dianggap NASA sebagai Bulan yang istimewa. Pasalnya, NASA mengirim robot terbang Dragonfly ke permukaan Bulan milik Saturnus itu. Robot ini akan membawa misi untuk mencari kehidupan di Titan.


Robot yang dirancang seperti rotor (sebuah alat mekanik yang berputar atau baling-baling) itu akan diluncurkan pada 2026 dan diperkirakan akan tiba di permukaan Titan pada 2034. 

Rotor Dragonfly akan terbang ke puluhan lokasi yang menjanjikan di Titan untuk mencari proses kimia prebiotik yang juga dimiliki oleh Bumi.

NASA mengklaim bahwa misi "pemburu kehidupan" Dragonfly menjadi misi pertama yang menerbangkan seluruh muatan sains.

Dragonfly memanfaatkan data Cassini (pesawat ruang angkasa yang mempelajari Saturnus) untuk memilih periode cuaca yang tenang untuk mendarat di satelit Titan bersamaan dengan lokasi pendaratan yang aman.

Robot ini disebut bakal menjelajahi wilayah gundukan Titan bernama "Shangri-La".

Dipilihnya gundukan "Shangri-La" ini bertujuan untuk menguji Dragonfly saat melakukan lompatan guna mengambil sampel sains yang dibutuhkan NASA.

(din/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER