Epidemiolog Ragukan Klaim Menhub Corona Habis September

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 21:00 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/10).
Ilustrasi Menhub Budi Karya. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman merespon pernyataan Menteri Perhubungan Basuki Karya Sumadi yang berharap pandemi virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) berakhir pada September mendatang dan tak akan ada gelombang kedua.

Pernyataan itu dilontarkan Basuki dalam diskusi daring yang bertajuk Antisipasi dan Adaptasi Usaha Transportasi dalam Kenormalan Baru di Jakarta pada Selasa (16/6).

Menurut Dicky, untuk mengetahui pasti kapan pandemi virus corona khususnya di Indonesia berakhir, belum bisa ditentukan karena secara global, jumlah orang yang memiliki antibodi atau kekebalan baru sekitar lima persen dari total penduduk dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk betul-betul berakhir, tentu belum karena secara global saja jumlah orang yang memiliki antibodi atau kekebalan baru di lima persen dari total penduduk dunia. Artinya, mayoritas penduduk dunia masih rentan dan berisiko tinggi untuk terinfeksi Covid-19," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/6).

Lebih lanjut kata Dicky, jika yang dimaksud BKS (panggilan akrab Basuki) bisa dikendalikan, hal ini menurut dia merupakan harapan dari semua pihak namun pengendalian ini hanya bisa dicapai jika mampu mengoptimalkan strategi utama penanganan virus corona yaitu testing, tracing, isolasi, dan treating.

Selain itu penting juga memberikan edukasi yang masif kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan apalagi di tengah penerapan new normal seperti saat ini.

"Jika itu bisa kita lakukan, secara nasional dan masing-masing wilayah dimulai dari saat ini, maka awal Oktober secara teoritis kita akan punya situasi yang lebih terkendali," ujarnya.

"Teoritis artinya tetap ada potensi kasus baru, termasuk kasus impor atau ekspor baik antar wilayah atau daerah maupun dengan luar negeri atau perbatasan negara," sambung Dicky.

Dicky mengungkapkan estimasi terbaru dari jurnal ilmiah yang dikeluarkan Lancet-gate yaitu riset memperkirakan bahwa satu dari lima orang penduduk dunia memiliki masalah kesehatan.

Setidaknya satu masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi, dan lainnya, yang menempatkan mereka dalam risiko untuk mengalami kondisi parah jika terinfeksi Covid-19.

Estimasi dari riset ini diperoleh melalui studi modelling dari 188 negara, termasuk di Indonesia.

"Penduduk Indonesia yang obesitas, yang hipertensi, yang diabetes kan sangat banyak. Ini harus diantisipasi. Lalu kapan pandemi ini akan berakhir? Mengingat masih sedikitnya yang memiliki kekebalan, maka exit strategi kita adalah penemuan obat definitif yang bisa mengobati dan juga mencegah," jelas Dicky.

"Selain itu, penemuan vaksin, artinya prediksi waktu akan bergantung pada kesuksesan riset obat dan vaksin," pungkasnya.

(din/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER