Ahli Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menanggapi peluang membuka kembali sektor wisata mancanegara dengan konsep travel bubble bersama sejumlah negara di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Dicky pemerintah harus melakukan langkah-langkah sangat ekstra untuk mengendalikan pandemi Covid-19 bila ingin melakukan travel bubble.
"Tentunya secara nasional kita tetap harus sangat ekstra berupaya mengendalikan pandemi kita. Dengan strategi testing, tracing isolasi & penanganan yang benar-benar masif agresif. Sehingga pemulihan ekonomi & juga peluang membuka interaksi wisata dengan negara lain semakin terbuka," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (19/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky mengatakan prinsip pengendalian pandemi yang tepat justru akan memulihkan ekonomi. Dicky juga menjelaskan travel bubble hanya bisa digunakan ketika negara-negara yang melakukan travel bubble sudah sama sama tidak memiliki kasus Covid-19 baru.
"Sehingga artinya sama sama memiliki risiko yang sangat rendah untuk terjadinya kasus Covid-19 impor atau ekspor ketika perbatasan/penerbangan dibuka," ujar Dicky.
Dicky juga mengatakan travel bubble ini dapat terjadi berdasar kesetaraan dalam status pengendalian pandemi dan faktor saling percaya dalam kemampuan pengendalian pandemi.
Hal ini tercermin dari adanya program tes Covid-19 yang masif, tracing efektif dan karantina yang sudah terbukti berhasil mengendalikan Covid-19 di negara mitra travel koridor.
Dicky kemudian menyarankan agar pemerintah memprioritaskan pulau-pulau wisata yang memiliki jalur penerbangan langsung internasional, salah satu contohnya adalah Bali untuk menjadi area tujuan wisata.
"Tentunya dengan melakukan pengendalian pandemi secara masif dalam beberapa waktu ke depan. Terutama optimalisasi dalam sebulan ke depan strategi testing tracing isolasinya. Sembari perketat pintu masuk pulau. Dan juga perubahan perilaku di kalangan masyarakat dan penyelenggara wisata," ujar Dicky.
Travel bubble atau koridor perjalanan merupakan pengaturan perjalanan lintas-negara yang berlaku hanya antara negara-negara yang menyepakatinya. Biasanya, travel bubble ini disepakati antara negara-negara yang telah berhasil mengontrol penularan virus corona di dalam negerinya.
Koridor perjalanan ini memudahkan penduduk untuk bepergian keluar masuk negara-negara yang menyepakati travel bubble tersebut. Dengan travel bubble ini, warga negara peserta tidak diwajibkan melakukan karantina mandiri setibanya di negara tujuan. Jepang berencana melakukan Hal ini dengan Korea, Vietnam Thailand Australia dan New Zealand.
(jnp/mik)