Salah satu alasan utama China membangun satelit sistem navigasi sendiri, SatNas BeiDou, adalah untuk memperkuat militer mereka.
Sebab, dalam keadaan perang, pihak musuh tentu tak akan memberikan akses navigasi satelit kepada lawan. Sejauh ini, layanan satelit navigasi terlengkap di dunia disediakan oleh GPS milik Amerika Serikat.
Setelah GPS ada Eropa dengan satelit navigasi Galieo. Selain itu, Rusia, India, dan Jepang juga punya satelit navigasi sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munculnya BeiDou dikabarkan telah meningkatkan peringatan bagi perusahaan keamanan nasional AS. Pemerintah AS khawatir bahwa kemampuan seperti itu dapat digunakan dalam serangan cyber.
Selain itu Beidou selangkah lebih maju. Tidak seperti GPS yang hanya mengirim sinyal dan tidak dapat mengidentifikasi lokasi penerima, komunikasi BeiDou dengan ground disebut bisa dua arah.
Meski demikian, jangkauan wilayah SatNav milik China dinilai lebih kecil daripada jaringan GPS yang yang dimiliki Amerika Serikat atau Galileo di Eropa.
Melansir The Register, konstelasi SatNav mencakup seluruh Cina. Selain itu, SatNav membentang ke ujtra hingga ke Jepang, barat ke Iran, selatan ke Australia, dan timur ke sebagian besar Samudera Pasifik.
Tapi, bagi China hal itu tak menjadi masalah. Sebab, mereka tidak membutuhkan satelit dengan jangkauan global untuk memuaskan konsumen atau pengguna industri di negara mereka sendiri.
Untuk memperluas jangkauan satelit navigasi miliknya, China dikabarkan berencana melanjutkan kerjasama dengan Pakistan. China memang membangun BeiDou untuk memperkuat aliansi dengan berbagai negara di seluruh dunia.
Peluncuran SatNav terbaru masih ditunda hingga saat ini. Namun, jaringan alternatif GPS China dikabarkan hampir selesai. Langkah China membangun kerjasama SatNav dengan Pakistan serupa dengan kerjasama satelit navigasi yang dilakukan oleh Rusia dan India.
Kerjasama dengan Pakistan diklaim menguntungkan China. Sebab, China bisa membuat stasiun darat untuk SatNav di sana.
"Kami melihat perspektif kerja sama yang lebih baik dengan Pakistan di bidang sistem satelit navigasi," kata direktur jenderal Kantor Navigasi Satelit China, Ran Chengqi.
China diketahui meluncurkan 18 satelit untuk sistem itu pada 2018. Pada akhir Juni, ada 35 satelit BeiDou yang beroperasi atau jauh lebih banyak dibandingkan GPS yang hanya sebanyak 31 satelit, seperti dikutip Nikkei Asian Review.
Uni Eropa, sejauh inii memiliki 22 satelit pemosisian dan Rusia sebanyak 24. Jepang mengoperasikan empat satelit "kuasi-zenith", yang terbatas untuk penggunaan regional. Sedangkan India memiliki enam.
China menggunakan Belt and Road Initiative untuk mempromosikan sistem navigasi BeiDou. Pengguna satelit terbesar ada di Asia Tenggara dan Afrika.
Seorang peneliti senior di Heritage Foundation, Dean Cheng mengatakan ketika menggunakan BeiDou untuk navigasi mobil, penerima secara teoritis dapat mentransmisikan lokasi mobil ke satelit di orbit. Dia juga percaya satelit China dapat membuat sinyal macet di area tertentu.
Selain untuk keperluan militer, sistem pemosisian satelit BeiDou China juga berpotensi bisa digunakan untuk industri teknologi.
Sebab, navigasi satelit banyak digunakan untuk penentuan lokasi pada berbagai apliaksi. Misal untuk layanan trasportasi, hingga media sosial.
Sistem itu juga memungkinkan pesawat dan kapal untuk bernavigasi dan memungkinkan operasi jarak jauh dari mesin pertanian dan pertambangan besar dengan presisi yang tepat.
(jps/eks)