Polemik Hoaks Dan Keuntungan Perusahaan Beriklan di Facebook

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Jun 2020 18:52 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi laman Facebook. (Herman Setiyadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah perusahaan besar menyatakan tidak akan memasang iklan di Facebook, karena media sosial itu diduga membiarkan unggahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berbau ujaran kebencian dan hoaks.

Pada akhir Mei 2020, Facebook diketahui tidak mengikuti langkah Twitter yang melabeli kicauan Trump soal surat suara pemilu AS sebagai klaim palsu atau 'klaim tidak berdasar'. CEO Facebook Mark Zuckerberg mengklaim perusahaannya tidak ingin menjadi wasit kebenaran atas pernyataan Trump.

Pasca kebijakan itu, karyawan Facebook dilaporkan melakukan aksi mogok merespons unggahan Trump dan keputusan Zuckerberg yang tidak mengambil tindakan tegas atas ujaran kebencian atau hoaks.

Konflik antara karyawan Facebook dengan Zuckerberg bukan pertama kali terjadi. Pada musim gugur lalu, karyawan Facebook secara terbuka mengkritik keputusannya untuk mengizinkan politisi berbohong dalam iklan.


Kepada karyawan, Zuckerberg mengaku telah membuat keputusan sulit, tetapi cukup teliti. Dia mengatakan tindakannya telah sesuai dengan prinsip dan kebijakan Facebook dalam mendukung kebebasan berbicara.

Secara detil, Zuckerberg menceritakan bahwa menerima laporan dari perusahaan tentang postingan Trump yang menyampaikan soal penjarahan dan penembakan. Setelah itu, dia menyampaikan tim kebijakan Facebook menelepon Gedung Putih untuk mengatakan kepada para pejabat di sana bahwa pesan Trump sebagai bentuk perundungan.

Setelah itu, dia mengaku menghabiskan waktu untuk berbicara dengan pejabat kebijakan dan pakar lainnya di Facebook. Hingga akhirnya memutuskan bahwa unggahan Trump tidak melanggar kebijakan Facebook.

Meski kontroversial, Facebook tetap merupakan perusahaan yang sangat menguntungkan untuk kepentingan promosi perusahaan. Melansir Statista, jumlah pengguna Facebook mencapai 2,6 miliar hingga kuartal pertama 2020.

Pada kuartal ketiga 2012, jumlah pengguna aktif Facebook melampaui satu miliar, menjadikannya jejaring sosial pertama yang melakukannya.


Pengguna aktif adalah mereka yang telah masuk ke Facebook selama 30 hari terakhir. Selama kuartal terakhir yang dilaporkan, Facebook menyatakan bahwa hampir 3 miliar orang menggunakan setidaknya satu dari produk inti perusahaan, yakni Facebook, WhatsApp, Instagram, atau Messenger setiap bulan.

Didirikan pada 2004, Facebook telah menjadi layanan jejaring sosial terbesar berdasarkan jangkauan global dan total pengguna aktif. Diluncurkan oleh Zuckerberg dan beberapa orang rekannya, layanan itu awalnya hanya tersedia untuk siswa Harvard.

Namun, Facebook diperluas ke universitas regional hingga pengguna global berusia 13 atau lebih. Pada April 2020, India menempati urutan pertama dalam hal ukuran basis pengguna Facebook.

Dalam situs yang sama, Statista menyebut pendapatan Facebook tumbuh dari US$7,87 miliar pada 2013 menjadi US$70,7 miliar pada 2018. Pada tahun itu, jejaring sosial mengakumulasi laba bersih US$18,49 miliar, menempati urutan pertama di antara perusahaan media sosial dalam pendapatan tahunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilustrasi Facebook. CNN Indonesia/Harvey DarianIlustrasi logo Facebook. (CNN Indonesia/Harvey Darian)


Mayoritas pendapatan Facebook dihasilkan melalui iklan, pergeseran menuju e-commerce dan pemasaran online juga mendukung penghasilan. Pendapatan lainnya adalah pemasaran dan promosi online selama acara-acara seperti pemilihan AS pada 2016.

Di sektor iklan, Facebook diproyeksikan menghasilkan US$94,69 miliar pada tahun 2021, naik dari US$55,01 miliar pada 2018. Tahun ini, pendapatan Facebook dari iklan sudah mencapai US$80.93 miliar meningkat dari tahun 2019 sebesar US$67.37 miliar.

(jps/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER