Pemilik Kedai Pinku tak pernah menyangka bahwa salah satu menu terlarisnya dimulai dengan ketidaksengajaan. Salah satu dari empat pendiri Pinku, Gloria, mengaku kedainya spesialis menjajakan minuman berbasis susu.
Namun sejak pandemi merebak, mereka membuat Golden Ginger Latte. Itupun hanya untuk konsumsi sendiri, bukan untuk dijual.
"Itu diracik buat kita-kita aja, buat nambah imun, dan disumbang buat dokter di RS," ujar Gloria mengutip akun media sosial Grab Indonesia, Senin (13/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minuman berbahan dasar jahe itu diakuinya memang untuk meningkatkan ketahanan tubuh untuk melawan virus penyakit dan mengusir lelah usai bekerja. "Yang ngeracik namanya Agus Lim. Sebetulnya kita spesialisasi susu. Karena pandemi ini, dia racik khusus minuman ini, pake bahan alami jahe dan kunyit," lanjut Gloria.
"Kan teman kita ada yang dokter. Mereka share, kalau tidurnya kurang, makannya susah. Dari situ, kita tergerak sumbangin minuman ini ke mereka."
Tak disangka, dari awal ketidaksengajaan racikan menu mereka, ada pelanggan yang menanyakan menu Golden Ginger Latte padahal ini tidak dijual di dalam menu. Bahkan peminatnya pun banyak. Melihat peluang tersebut, mereka kemudian memutuskan menambahkan minuman jahe latte itu ke dalam menu.
"Tahu-tahu, pelanggan nanyain menu ini, kok ga ada di menu, mereka mau beli. Ya udah, kita jual," cerita Gloria.
"Kita bikin botolan, ternyata banyak peminatnya. Ada yang sekali beli 5 botol, jadi 5 liter. Dan banyak yang jadi ikutan beli buat dokter. Bareng komunitas, kita berhasil sumbangin Golden Ginger Latte ke 30 rumah sakit di Jakarta dan Bandung," aku Gloria semangat.
Kedai Pinku tergolong baru dalam dunia bisnis minuman kekinian. Setahun lalu, tepatnya pada April kedai Pinku dibuka perdana di Mal Cibubur. Namun meski tergolong baru, kedai Pinku sudah memiliki lebih dari satu cabang dan mempekerjakan banyak pegawai.
"Kita coba dua bulan, evaluasi permasalahan apa saja di lapangan, baru kita ekspansi ke Cikajang," lanjutnya.
Menyoal nama kedainya yang unik, Gloria menyebut dia dan ketiga rekannya yang lain tak menentukan berdasarkan arti atau pengharapan khusus.
"Spontan aja soal nama. Pinku itu nggak ada arti. Itu hanya karena satu dari kita suka banget pink. Di bahasa Jepang, pink itu Pinku. Jadilah @pinku.milkbar! dengan gambar 'U' di gelas," ceritanya.
Gloria mengaku kesuksesan kedai yang dirintis empat sekawan ini bukan juga sebuah kebetulan. Ia mengatakan tentu harus ditentukan pula strategi pemasarannya untuk mengundang jangkauan pelanggan lebih luas, yakni dengan join GrabFood.
"Begitu buka juga langsung daftar @grabfoodid. Makanya kita bisa terus buka. Kita tutup cuma pas Lebaran. Selain itu selalu buka. Toko yang boleh buka di mal, ditingkatkan protokol kesehatannya. Karyawan habis kerja harus langsung pulang dan istirahat. Puji Tuhan sih pada nurut karena penting sama-sama jaga kesehatan."
Gloria berharap keberhasilannya merintis bisnis ini dapat berguna untuk sesama, tak hanya dirasakannya sendiri.
"Inovasi harus tetap ada, bahkan di kala pandemi. Tapi tujuan jelas, untuk apa. Kita bukan dokter, tapi kita bisa bikin Golden Ginger Latte, untuk bantu dokter bisa terus usaha perangi Covid. Dari niat baik, eh malah jadi menu baru. Ya bersyukur. Menu ini bikin kita bisa #TerusUsaha. Kalo niatnya baik, hasilnya pasti baik juga," pungkasnya.
(fef)