Pengadilan Jerman memutuskan pada Selasa (14/7) istilah spesifik yang digunakan Tesla untuk fitur bantuan mengemudi pada mobil listriknya sebagai false advertising (iklan palsu). Salah satu fitur yang termasuk yakni ‘Autopilot’.
AFP memberitakan, hakim di Pengadilan Tinggi Munich menyatakan istilah ‘Autopilot’ serta tawaran opsi membeli Model 3 dengan ‘potensi penuh mengemudi otonom’ adalah ‘tindakan bisnis yang menyesatkan’.
“Penggunaan istilah yang relevan menciptakan harapan … yang tidak sesuai dengan fakta aktual,” kata pengadilan dalam pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim mengatakan fitur ‘Autopilot’ Tesla disebut sama sekali tidak mampu melakukan perjalanan tanpa intervensi manusia. Teknologi seperti itu juga disebut tidak sah dalam hukum Jerman saat ini.
The Centre for Combatting Unfair Competition, LSM yang membawa kasus ini ke pengadilan, mengatakan sistem otonom terbaik Tesla saat ini hanya mencapai level dua. Skala kecanggihan otonom ditentukan dalam lima level di mana yang tertinggi berarti perjalanan penuh tanpa campur tangan manusia.
“Sejak mampu dikemudikan otomatis, berkendara otonom tidak diizinkan secara hukum atau secara teknis memungkinkan untuk kendaraan yang bersangkutan, Tesla harus bermain sesuai aturan dan tidak dapat membuat janji iklan palsu,” ucap Andreas Ottofuelling, pengacara LSM tersebut.
Putusan pengadilan Munich dikatakan belum final dan terbuka pengajuan banding.
(fea)