Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan dominasi lonjakan kasus baru Covid-19 dari wilayah Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah berkaitan erat dengan kurangnya intervensi pemerintah dan kepedulian masyarakat.
"Fakta ilmiah bahwa Covid-19 merupakah musuh utama manusia saat ini. Tapi aksi dan reaksi di banyak wilayah, dan juga masyarakat tidak merefleksikan fakta ilmiah ini," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/7).
Dicky menuturkan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19 memiliki kaidah hukum alam, yaitu menginfeksi manusia. Infeksi itu, katanya, akan terus terjadi sampai mayoritas manusia memiliki kekebalan, misalnya karena sudah terinfeksi atau jika sudah ada vaksin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kasus di pulau Jawa, dia melihat cenderung berasal dari outbreak asymptomatic, yakni yang umumnya menimpa orang dewasa muda kemudian beralih ke kelompok rawan, seperti lansia hingga orang dengan komorbid.
"Ini yang akan menimbulkan ledakan kasus kesakitan dan kematian," ujarnya.
Lihat juga:Perang Papua Lawan Corona |
Pada fase rawan Juli-September, Dicky menyarankan pemerintah memaksimalkan upaya pencegahan penularan. Sebab, dia melihat banyak dari masyarakat Indonesia cenderung mulai menganggap pandemi seolah sudah berakhir dan akan berakhir cepat.
"Padahal fakta ilmiahnya tidak mendukung itu. Hal ini juga diperberat dengan masih minimnya cakupan test di berbagai propinsi di Jawa, kecuali DKI," ujar Dicky.
Di sisi lain, Dicky mengingatkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan perlunya peningkatan dan perbaikan strategi komunikasi setiap tingkatan pemerintah Indonesia. Hal utama yang harus ditingkatkan, lanjut dia adalah peran aktif seluruh masyarakat.
"Prinsip pencegahan dasar yang tidak dilaksanakan secara disiplin oleh masyarakat dan lembaga/institusi, seperti jaga jarak, masker, kerja di rumah jika sakit atau memiliki komorbid akan menimbulkan kurva pandemi yang memburuk dari waktu ke waktu," ujarnya.
Dicky menambahkan pemerintah fokus ke program eliminasi Covid-19, yakni menurunkan kematian dan menekan penularan dengan mengikuti anjuran WHO dalam pengetesan, yakni 1 tes per 1.000 orang per minggu.
Sebelumnya, tiga wilayah mengalami lonjakan kasus positif virus corona (Covid-19) pada Jumat (17/7). Ketiga wilayah itu adalah di Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.
Berdasarkan data, Jatim menyumbang kasus positif terbanyak yakni dengan 255 orang dari total penambahan kasus sebanyak 1.462. Sedangkan DKI Jakarta mengalami penambahan kasus sebanyak 253 orang dan Jateng sebanyak 238 orang.
Selain menyumbang kasus terbanyak, ketiga wilayah itu juga menjadi penyumbang pasien sembuh terbanyak. Berdasarkan data, pasien sembuh di Jatim mencapai 387 orang, Jateng 340 orang, dan Jakarta 139 orang.
Secara kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 83.130 orang. Dari jumlah itu, 41.834 orang dinyatakan sembuh dan 3.957 orang meninggal dunia.
Jatim memiliki jumlah kasus positif tertinggi dengan 17.829 orang. Disusul DKI Jakarta 15.889 orang, Sulawesi Selatan 7.713 orang, Jateng 6.366 orang, dan Jawa Barat 5.402 orang.
(asa/asa)