PT Kalbe Farma bekerja sama dengan Genexine Consortium asal Korea Selatan untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Kerja sama ini dilakukan sejak 29 Mei lalu.
Kedua perusahaan telah menyelesaikan uji klinis tahap pertama vaksin bernama GX19 di Korea Selatan pada 2020. Kerja sama antara Kalbe dengan Genexine merupakan salah satu dari empat kerja sama antara Indonesia dengan perusahaan luar negeri.
Berikut beberapa fakta soal vaksin GX19 yang dikembangkan oleh Genexine tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari NY Times, GX19 yang dikembangkan Genexine adalah vaksin berbasis DNA. Secara singkat vaksin menggunakan gen dari virus SARS-CoV-2 untuk merangsang respons imun dari tubuh.
Dilansir dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin DNA menggunakan jaringan sel bakteri (plasmid) yang sesuai dan mengandung urutan DNA yang memiliki antigen yang akan menimbulkan respons imunitas.
Uji klinis tahap pertama sudah dilangsungkan keduanya di Korea Selatan pada Juni 2020.
Saat ini, keduanya tengah melangsungkan uji klinik tahap kedua. Vaksin direncanakan akan masuk tahap ketiga pada September 2020. Tahap ketiga ditargetkan selesai pada Maret 2021.
Bila uji klinis tahap pertama hingga ketiga selesai, produksi ditargetkan mencapai 50 juta dosis per tahun. Vaksin akan ditargetkan digunakan massal pada Agustus 2021.
Sementara itu vaksin hasil kerja sama Bio Farma dan Sinovac akan mulai diproduksi pada Oktober 2020 dengan target 10 juta per bulan. Dengan begitu kapasitas produksi mencapai 120 juta dosis per tahun untuk tahun depan.
GX19 ditargetkan akan mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditargetkan pada Agustus 2021.
Pengembangan vaksin GX19 melibatkan konsorsium yang terdiri dari Genexine, Binex, the International Vaccine Institute(IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), and Pohang University of Science & Technology (POSTECH).
Ada empat kerja sama dilakukan oleh Indonesia dengan perusahaan farmasi dari luar negeri.
Pertama, kerja sama antara PT Bio Farma melalui holding BUMN farmasi dengan Sinovac Biotech Ltd dari China.
Kedua, kerja sama antara PT Kalbe Farma dengan Genexine Consortium Korea Selatan. Uji klinis tahap pertama sudah dilangsungkan keduanya di Korea Selatan pada Juni 2020.
Ketiga, Bio Farma dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI), sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.
Bentuk kerja sama ini berupa transfer teknologi formulasi vaksin yang telah dikembangkan oleh CEPI ke Bio Farma. Targetnya, Bio Farma bisa menjadi satu dari daftar 10 perusahaan yang bisa memproduksi vaksin CEPI di masa mendatang.
Keempat, kerja sama antara PT BCHT Bioteknologi Indonesia dengan China Sinopharm International Corporation (Wuhan Institute of Biological Product). Kerja sama ini berupa uji klinik tahap pertama dan kedua di RS Rujukan Covid-19 dan sudah dimulai di China sejak April 2020.