Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mutasi D614G telah mendominasi virus SARS-CoV-2 di dunia hingga Indonesia dan dianggap sama saja dengan virus Covid-19 yang dikenal selama ini.
Atas dasar itu, Bambang menegaskan belum ada bukti mutasi virus D614G 10 kali lebih menular dan ganas di Indonesia. Hal itu juga diperkuat oleh Presiden bank influenza dunia atau GISAID.
"Sudah telepon presiden GISAID, bahwa tidak ada bukti virus ini lebih ganas dan bahaya. Pada intinya, mutasi D416G sama aja dengan SARS-CoV-2 yang kita hadapi selama ini," tuturnya dalam konferensi pers virtual di kantor Graha BNPB Jakarta, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan mutasi D614G, pertama kali dideteksi Januari lalu di Jerman dan China. Pertama kali terdeteksi di Indonesia pada akhir April atau awal Mei.
"Kalau melihat WGS (whole genome sequencing), virus corona pada dasarnya 78 persen sudah mengandung D614G, artinya sudah mendominasi virus corona (dunia)," tutur Bambang.
Selain di Indonesia, mutasi D614G juga ditemukan di Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Terpisah, Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto menyinggung belum adanya bukti saintifik bahwa D614G lebih mudah menular. Ia juga mengatakan bahwa pernyataan D614G lebih menular 10 kali lipat baru terbukti di laboratorium, bukan di proses infeksi alaminya pada tubuh manusia.
"Bahwa mutasi D614G lebih mudah menginfeksi sel juga baru ditunjukkan pada eksperimen di laboratorium, belum berbasis data berdasarkan infeksi alaminya. Belum ada bukti lebih mudah menular," kata Wien.
![]() Fakta Mutasi Virus Corona D614G |
Wien menjelaskan D614G telah ada 9 hasil sekuens genom utuh atau Whole Genome Sequencing (WGS). Kemudian, tiga mutasi D614G di Yogyakarta, dua di Bandung, dan dua dari LIPI berdasarkan sampel dari Tangerang dan Jakarta.
"Mutasi D614G dan Q677H memang ditemukan pada virus di Surabaya pada awal April. Virus dengan mutasi D614G sudah terdapat pada 77,5 persen dari seluruh genom virus yang sudah tercantum di GISAID," kata Wien.