Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebut ketahanan imunitas vaksin Covid-19 itu baru ketahuan setelah uji klinis fase III selesai dilakukan.
Sebab, menurutnya hingga saat ini belum ada bukti secara saintifik berapa lama vaksin Covid-19 bisa menciptakan kekebalan.
"Belum bisa dipastikan karena vaksinnya belum jadi. Indikasi awal, vaksinasi lebih dari sekali di awal dan kemungkinannya daya tahan tubuh yang muncul tidak seumur hidup. Persisnya berapa lama belum pasti, bisa satu tahun bisa lebih," kata Bambang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (10/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih sempat menyebut vaksin Covid-19 hanya memiliki waktu enam bulan hingga dua tahun untuk melindungi tubuh dari virus.
Selain dari hasil uji klinis tahap III, nantinya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga akan ikut memantau berapa lama imunitas bisa bertahan.
"Setelah uji klinis tahap III, BPOM akan memantau dampak vaksin jangka panjang sehingga bisa diidentifikasi berapa lama imun bisa bertahan," ujar Bambang.
Terpisah, Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan seharusnya tak ada pernyataan umur kekebalan dari vaksin ketika belum ada bukti saintifik.
"Tanpa ada bukti hasil uji klinis tahap III dan monitoring pasca vaksinasi, kita tidak bisa memberikan pernyataan seperti itu," kata Wien.
Di sisi lain, Staf Khusus Menristek/ Kepala BRIN, Ekoputro Adiyajanto menjelaskan pembentukan antibodi untuk melawan virus tergantung dari apa yang disebut dengan efficacy atau kemanjuran dari vaksin.
WHO menyarankan kemanjuran minimum 50 persen dari skala 100 persen kemanjuran. Selain itu vaksin juga harus membentuk antibodi setelah vaksinasi.
"Kalau katakan vaksin dengan kemanjuran 50 persen dan antibodi terbentuk dengan baik setelah vaksinasi, maka mungkin seseorang hanya sekali dilakukan vaksinasi. Namun yang lebih aman maka memang lebih baik dalam periode tertentu setiap orang diberikan vaksinasi 2 kali," ujar Eko.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyebut vaksinasi bisa membentuk antibodi yang bertahan selama enam bulan hingga dua tahun. Antibodi ini bisa terbentuk dengan vaksinasi sebanyak dua kali untuk satu orang.
"Yang sudah di vaksin dua kali Insya Allah antibodinya terbentuk selama enam bulan sampai dua tahun. Vaksinasi inilah yang akan kita prioritaskan di awal tahun ini," kata Erick di Polda Metro Jaya, Kamis (10/9).
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih pun sempat menyatakan hal serupa.
Ia menyebut vaksin Covid-19 hanya memiliki waktu enam bulan hingga dua tahun untuk melindungi tubuh dari virus. Sehingga, ia menganjurkan pemerintah untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secara serempak untuk masyarakat Indonesia.
Catatan redaksi: Judul dan paragraf awal artikel ini diubah pada Kamis (10/9) setelah mendapatkan pembaruan informasi pihak terkait.
(jnp/eks)