Ahli Prediksi AS Mesti Siap Gelombang Dua Corona Usai Pemilu

CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2020 12:16 WIB
Ahli memprediksi menggunakan pemodelan matematika kalau warga AS mesti bersiap hadapi gelombang dua corona pada Oktober, usai pemilu.
Ilustrasi. Ahli peringatkan bahaya gelombang dua virus corona di AS usai Pemilu pada Oktober mendatang (AP/Alex Brandon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah ahli memprediksi Amerika Serikat akan menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 pada pertengahan bulan Oktober 2020. 

Berdasarkan skenario terburuk, para ahli percaya jumlah kematian akibat virus korona di AS bisa mencapai 400.000 sebelum 2021.

Salah satu hal yang membuat virus corona tetap merebak di AS, lantaran banyak orang yang masih menolak untuk mengikuti pedoman kesehatan Covid-19 dasar, seperti menjaga jarak sosial dan mengenakan masker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, cuaca yang lebih dingin dan datangnya musim flu juga menjadi penyebab gelombang kedua pandemi Covid-19 di AS akan terjadi.

Melansir

, jumlah harian rata-rata kasus virus corona baru di AS telah mencapai sekitar 35.000 selama beberapa hari terakhir. 

Ahli kesehatan AS, Anthony Fauci menilai angkat tersebut tidak dapat ditoleransi dan berdampak pada lonjakan infeksi sebelum musim gugur. Fauci memperingatkan bahwa mengabaikan tingkat keparahan virus corona bisa menjadi bencana besar.

"Jika Anda melihat besarnya pandemi 1918 di mana 50 hingga 75 hingga 100 juta orang meninggal dunia," jelas Fauci.

Di tengah semua diskusi mengenai potensi gelombang kedua, perlu dicatat bahwa gelombang kedua Flu Spanyol 1918 adalah penyebab sebagian besar kematian selama pandemi tersebut.

Epidemiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Eili Klein menuturkan  gelombang kedua tidak dapat dihindari.

Ia pun mengingatkan semua pihak untuk memprediksi seberapa besar gelombang itu akan terjadi, ketimbang bertanya-tanya apakah gelombang kedua akan datang.

Epidemiolog Universitas California Andrew Noymer meyakini akan melihat gelombang kedua yang berbeda. Gelombang kedua Covid-19 ini menurutnya juga akan terjadi di kota-kota yang sudah melewati puncak gelombang pertama.

"Saya memperkirakan gelombang musim gugur akan dimulai pada pertengahan Oktober dan semakin parah saat musim dingin tiba, dan mencapai puncaknya pasti setelah pemilihan," ujar Noymer.

Hingga saat ini, hampir 200.000 orang di AS telah meninggal akibat virus corona. Ke depan, beberapa ahli percaya bahwa angkanya bisa mencapai 400.000 pada akhir tahun dalam skenario terburuk.

Melansir Washington Post, sebuah model yang dibuat oleh Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington (IHME), memperkirakan jumlah kematian harian tertinggi bakal terjadi setelah pemilu AS. 


Diperkirakan akan kasus kematian harian yang akan terjadi sebanyak 1.907 kasus saat pemilu dan terus meningkat hingga awal Desember. Saat puncak di akhir tahun itu, diperkirakan terjadi 2.800 kematian setiap hari.

Sehingga total akan terdapat 410.000 kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat pada akhir tahun. Ini adalah berdasarkan perhitungan skenario model yang paling mungkin. Angka itu lebih dari dua kali lipat kematian saat ini.

Model ini juga menghasilkan skenario kasus terbaik dan kasus terburuk. Perkiraaan angka kematian mulai dari 288.000 hingga 620.000 kematian pada 1 Januari 2021. Perbedaan angka ini, tergantung pada sejauh mana orang memakai masker, mematuhi jarak sosial, dan mengambil tindakan pencegahan lainnya.

(jps/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER