Penambang Emas Temukan Kawah Meteorit Usia 100 Juta Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 25 Sep 2020 05:38 WIB
Penambang emas di Australia menemukan kawah meteor raksasa yang berasal dari 100 juta tahun lalu atau ala dinosaurus masih hidup.
Ilustrasi kawah meteor. (dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penambang emas di Australia menemukan kawah meteor raksasa yang berasal dari 100 juta tahun lalu. Kawah yang ditemukan di wilayah Outback (pedalaman) itu berasal dari era saat dinosaurus masih hidup.

Ditemukan di dekat kota Ora Banda di Australia Barat, kawah yang dinamakan Ora Banda Impact Crater ini memiliki lebar sekitar 5 kilometer.

Lubang besar ini kemungkinan besar diciptakan oleh meteor dengan lebar hingga 200 meter. Dengan ukuran itu, meteor itu berukuran dua kali lipat lebih panjang dari lapangan sepak bola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli Geologi di perusahaan tambang emas Evolution Mining menemukan beberapa inti batu yang tak lumrah. Kemudian dari hasil pengujian sampel, ditemukan adanya kerucut yang hancur. Ini merupakan tanda-tanda tabrakan meteor.

Planetary Science Institute (PSI) dari AS mengatakan kerucut pecah terbentuk ketika gelombang kejut bertekanan tinggi dan berkecepatan tinggi dari objek berukuran besar. Objek ini seperti meteor atau ledakan raksasa yang biasa terjadi di lokasi pengujian nuklir.

 Gelombang kejut ini memecah batu menjadi bentuk kerucut pecah yang unik, seperti bekas di kaca mobil ketika tertabrak suatu benda keras.

"Karena kami tahu mereka tidak melakukan uji coba nuklir di Ora Banda. Ini bukti bahwa meteor kuno menghantam lokasi itu," kata Ahli Geofisika Meyers.

Meyers mengungkapkan kawah ini memiliki kerutan di tengahnya. Kerutan ini adalah tempat batuan yang hancur kembali ke permukaan setelah komet menghantam, seperti pegas terkompresi yang memantul kembali.

Ketika ahli geologi pergi ke bagian "kerutan" dari situs tersebut, mereka menemukan kerucut yang pecah di singkapan berbatu.

Saat ini para ilmuwan dari Curtin University di Perth sedang menyelidiki situs Ora Banda pada tingkat mikroskopis. Secara khusus, tim akan memeriksa apakah mineral di situs tersebut telah menguap dan kemudian mengkristal kembali di bawah tekanan tinggi.

"Energi yang dilepaskan ketika [meteorit] menabrak akan lebih dari energi gabungan dari setiap uji atom yang pernah dilakukan," kata Meyers.

Meyers mengira menghantam antara 250 juta dan 40 juta tahun yang lalu.  Sebagai perbandingan, asteroid pembunuh dinosaurus jauh lebih besar dan lebih mematikan.

Dilansir dari Live Science, asteroid menghantam Bumi di daerah yang sekarang menjadi Semenanjung Yucatan di Meksiko. Lebar asteroid sekitar  10 km dan mengakibatkan kawah berdiameter 150 km.

(jnp/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER