Imun Kucing Mampu Tangkal Covid-19, Berguna Untuk Vaksin

CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2020 09:01 WIB
Imunitas kucing disebut mampu tangkal penularan kembali Covid-19 sehingga bisa berguna untuk penelitian pembuatan vaksin.
Studi menyebut kucing punya imunitas untuk menangkal infeksi ulang Covid-19 (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penelitian terbaru menunjukkan antibodi kucing mampu menangkal penularan ulang virus corona SARS-CoV-2, sehingga hewan itu terhindar dari penyakit Covid-19 untuk kedua kali.

Maksudnya, antibodi dari kucing yang sudah pernah terinfeksi virus corona, ternyata mampu menetralisir infeksi ulang virus corona SARS-CoV-2 sehingga kucing tak lagi terjangkit Covid-19.

Sehingga, para peneliti studi ini menyarankan imunitas kucing bisa menjadi model yang bagus untuk pengembangan vaksin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Studi ini menunjukkan bahwa kucing dapat menjadi model hewan yang sesuai untuk mempelajari infeksi SARS-CoV-2 dan untuk memajukan pengembangan vaksin dan terapi untuk digunakan baik pada hewan maupun manusia.," seperti tertulis dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). 

Sayangnya, tidak ada yang tahu berapa lama kucing akan mempertahankan kekebalan yang kuat karena durasi penelitian.

Padahal hal tersebut bisa menjawab apakah imunitas itu hanya sementara atau imunitas mampu melindungi kucing secara permanen dari infeksi ulang.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap tujuh kucing dan tiga anjing yang disuntik dengan virus SARS-CoV-2. Para peneliti menemukan bahwa, meskipun kucing dapat menginfeksi kucing lain melalui kontak langsung, sementara anjing tidak menyebarkan virus satu sama lain.

Baik kucing maupun anjing tidak benar-benar mengembangkan gejala klinis Covid-19 pada titik mana pun dalam penelitian ini.

Penelitian menujukkan kucing memiliki kemampuan untuk bertahan yang lebih efisien melawan virus. Dalam penelitian, meski bisa menularkan satu sama lain, kucing mampu membangun pertahanan yang sangat kuat untuk melawan infeksi ulang.

Kucing yang terkena virus menjadi kebal atau imun, imunitas ini jauh lebih kuat daripada respons imunitas yang diamati pada spesies lain yang diuji di lingkungan laboratorium.

"Kami melaporkan bahwa kucing sangat rentan terhadap infeksi, dengan penularan virus dari mulut dan hidung dalam waktu lama yang tidak disertai dengan tanda-tanda klinis, dan mampu menularkan kontak langsung ke kucing lain," tulis para peneliti.

Di sisi lain, sangat kecil kemungkinan kalau anjing atau kucing menyebarkan Covid-19 ke manusia. Hewan Mink adalah satu-satunya yang diyakini dapat menularkan virus langsung ke manusia setelah serangkaian wabah di peternakan mink di Eropa.

Namun, manusia mungkin saja menularkan virus ke hewan dalam proses yang dikenal sebagai "zoonosis terbalik".

Temuan baru ini mendukung pedoman Kanada saat ini tentang hewan pelihara yang menunjukkan bahwa kucing dapat menginfeksi kucing lain, tetapi anjing tidak dapat menginfeksi anjing lain.

Penelitian ini juga mendukung seruan dari otoritas kesehatan masyarakat untuk menghindari semua kontak dengan hewan peliharaan jika pemiliknya terinfeksi Covid-19.

"Kucing peliharaan yang terinfeksi tidak boleh dibiarkan berkeliaran bebas di luar ruangan untuk mencegah potensi risiko penyebaran infeksi ke kucing luar ruangan atau satwa liar lainnya," tulis para peneliti.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kucing memiliki respons kekebalan alami yang kuat terhadap virus dan dapat menyebarkan infeksi dari satu hewan ke hewan lain.

(jnp/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER