EDUKASI & FITUR

3 Penyebab Penunggang Moge Arogan dan Sumbu Pendek

CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2020 19:11 WIB
Butuh keahlian khusus mengendarai moge sebab motor jenis ini membawa hal-hal yang berkaitan dengan kesiapan mental dan prilaku.
Ilustrasi touring moge. (istockphoto/Maxim Pekov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Motor gede alias moge merupakan spesies kendaraan dengan harga mahal, tenaga besar, pembawa gengsi dan prestise secara kultur yang kerap memicu arogansi penggunanya di jalanan. Menjinakkan moge bukan hal mudah sebab sebelum bisa ditaklukkan penggunanya mesti stabil dan dewasa terlebih dahulu.

Salah satu arogansi pengguna moge bisa dipelajari dari kasus touring komunitas Harley Owners Group (HOG) di Bukittinggi, Sumatera Barat yang akhirnya cekcok dengan pengendara lain yang diketahui merupakan anggota TNI. Insiden pada Jumat (30/10) ini berakhir dalam situasi pengeroyokan anggota TNI.

Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan ada beberapa alasan yang membuat pengemudi moge menjadi terlihat arogan atau cepat marah alias sumbu pendek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama disebut karena konvoi moge kerap melibatkan voorijder atau pengawalan dari kepolisian.

"Kalau alasan paling besar karena mereka suka ada voorijder, jadi mendapat citra mereka harus dapat prioritas," kata Sony melalui telepon, Senin (2/10).

"Artinya semua harus mengalah, 'wah ada pengawal nih, polisi lagi'. Nah ini jadi masalah ketika konvoi didampingi voorijder. Sebetulnya tidak ada masalah ada voorijder, tapi salah satu efeknya agresivitas dari si pengendara," sambung dia.

Oleh sebab itu Sony mengatakan voorijder punya peran vital menjaga peserta konvoi agar tidak mengalami masalah serta tertib berlalu lintas.

Alasan kedua menurut Sony yaitu karena penunggang moge merasa berbeda dari pengguna jalan lain.

"Kedua karena masalah harga dari motor tersebut. Ini motor kan memang tidak mau disamain dengan motor [biasa]. Banyak yang bilang toys boys atau mainan sehingga beda. Jadi secara harga, fisik, kasta, ya mereka harus dapat prioritas," kata dia.

Alasan terakhir dikatakan sebab pengguna moge kerap berasal dari kalangan atas hingga pejabat sehingga kecenderungannya ingin eksklusif atau mendapat hak lebih besar di jalan raya.

"Ya rata-rata kan penggede, pejabat-pejabat. Jadi ya harus dikasih prioritas, kalau tidak dikasih ya jadinya seperti yang kemarin itu. Tapi balik lagi kepada masing-masing orang juga. Dan memang kalau konvoi orang itu terkadang lupa diri dan ingin paling diprioritaskan," ungkap Sony.

Perwakilan Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) Ferdo Raturandang menilai kejadian di Bukittinggi dapat menjadi pembelajaran semua pihak, terutama peserta touring moge.

"Hikmahnya untuk introspeksi ke dalam bahwa dalam touring harus sehat badannya dan sehat karakternya, tidak arogan dengan mengatur emosi yang dewasa," kata dia.

Ferdo menambahkan touring pengguna moge yang terkenal arogan tidak dapat dibenarkan dan disamaratakan. Arogansi pada saat touring moge tetap kembali pada pribadi masing-masing.

"Kembali ke pribadi bikers masing-masing. Banyak juga yang anti dikawal, jalan sopan dan tidak mau melanggar lalu lintas," ucap Ferdo.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER