Ilmuwan Jelaskan Munculnya Kembaran Bulan di Mars

CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2020 10:54 WIB
Peneliti menduga kembaran itu muncul dari peristiwa dahsyat yang membentuk bulan dan planet berbatu di tata surya seperti Mars dan Bumi.
Ilustrasi kembaran bulan di Planet Mars. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim ilmuwan Armagh Observatory and Planetarium (AOP) mengklaim telah menemukan asteroid dengan komposisi yang sangat mirip dengan bulan. Asteroid itu diketahui berada di dekat Planet Mars.

Peneliti menduga asteroid itu merupakan puing-puing kuno, yang berasal dari peristiwa dahsyat yang membentuk bulan dan planet berbatu lainnya di tata surya, seperti Mars dan Bumi.

Melansir Phsy, objek mirip Bulan itu merupakan bagian dari trojan, kelas asteroid yang mengikuti planet-planet dalam orbitnya. Trojan terperangkap dalam gravitasi 60 derajat di depan dan di belakang planet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trojan dianggap menarik  karena mereka memiliki material dari pembentukan dan evolusi awal tata surya. Beberapa ribu Trojan ditemukan di sepanjang orbit planet raksasa Jupiter. Lebih dekat ke Matahari, astronom sejauh ini hanya menemukan segelintir Trojan Mars, planet di sebelah Bumi.

Peneliti mempelajari Trojan Mars untuk memahami tentang sejarah awal dunia bagian dalam tata surya yang disebut planet terestrial.

Untuk mengetahui komposisi Trojan Mars, tim menggunakan X-SHOOTER, spektograf 8-m Very Large Telescope (VLT) yang dipasang di European Southern Observatory, Chili. X-SHOOTER melihat bagaimana permukaan asteroid memantulkan sinar matahari dengan berbagai warna.

Dengan melakukan perbandingan spektral dengan benda-benda tata surya lain dengan komposisi yang diketahui, sebuah proses yang disebut taksonomi, tim dapat menentukan apakah asteroid ini dibuat oleh material yang mirip dengan planet berbatu seperti Bumi atau apakah itu adalah bagian dari karbon.

Salah satu Trojan yang dilihat tim adalah asteroid (101429) 1998 VF31. Data warna yang ada pada objek menunjukkan komposisi yang mirip dengan kelas meteorit biasa yang disebut kondrit biasa. Kekuatan pengumpul cahaya dari VLT memungkinkan untuk mengumpulkan data berkualitas lebih tinggi di asteroid ini daripada sebelumnya.

Dengan menggabungkan pengukuran baru dengan data yang diperoleh sebelumnya di Fasilitas Teleskop Inframerah NASA di Hawaii, tim kemudian mencoba mengklasifikasikan 101429. Mereka menemukan bahwa spektrum tersebut tidak cocok dengan jenis meteorit atau asteroid tertentu.

Yang mengejutkan, mereka juga menemukan bahwa spektral yang paling cocok bukanlah dengan benda kecil lainnya, tetapi dengan tetangga terdekat Bumi, yakni Bulan.

"Banyak spektrum yang kami miliki untuk asteroid tidak jauh berbeda dari bulan, tetapi jika Anda melihat lebih dekat terdapat perbedaan penting, misalnya bentuknya dan kedalaman serapan spektral yang luas pada panjang gelombang 1 dan 2 mikron," kata peneliti AOP Galin Borisov.

Melansir Scitech Daily, peneliti menduga 101429 hanyalah asteroid yang mirip dengan meteorit chondrite biasa, yang mendapatkan penampakan seperti bulan melalui paparan radiasi matahari selama ribuan tahun, sebuah proses yang disebut pelapukan ruang angkasa.

Kemungkinan kedua, asteroid terlihat seperti bulan karena memang berasal dari bulan.

"Tata surya awal sangat berbeda dari tempat yang kita lihat sekarang. Ruang di antara planet-planet yang baru terbentuk penuh dengan puing-puing dan tabrakan adalah hal biasa. Asteroid besar, kami menyebutnya planetesimal terus-menerus menghantam bulan dan planet lain," kata astronom AOP Christou.

"Pecahan dari tabrakan semacam itu bisa saja mencapai orbit Mars saat planet itu masih terbentuk dan terperangkap di awan Trojan-nya," tambahnya.

Skenario ketiga dan mungkin yang lebih mungkin adalah bahwa objek tersebut berasal dari Mars sendiri. Sebab, 101429 kaya akan piroksen, mineral yang ditemukan di lapisan luar atau kerak sebuah planet.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER