Lampu indikator pada meter cluster yang tiba-tiba menyala menjadi sinyal ada masalah pada kendaraan. Fitur ini faktanya cuma mendeteksi kerusakan komponen penunjang mesin mobil, dan sebaiknya pemilik tak perlu panik.
Jika lampu yang letaknya ada pada panel instrumen itu menyala jangan terburu-buru mengambil kesimpulan jika mesin bermasalah. Berikut ini hal yang juga dapat terdeteksi dari nyalanya lampu indikator mesin.
Usai mengisi bahan bakar bisa saja kita lupa menutupnya atau ditutup, namun kurang rapat. Hal ini dapat terbaca sensor pada ECU yang dianggap dapat membahayakan bagi Anda di dalam mobil atau lingkungan sekeliling.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penguapan pada bahan bakar dapat mengakibatkan kebakaran dan berakibat fatal.
Apabila indikator check engine menyala, tetapi kita tidak merasa ada yang salah pada mobil, bisa jadi penutup tangki bahan bakar ini penyebabnya. Segera berhenti menyetir, eratkan penutup tangki bahan bakar, dan cek apakah ada kebocoran terjadi.
Lihat juga:Kiat 'Nyetir' Mobil Melintasi Genangan Air |
Selain tutup tangki bahan bakar yang tidak tertutup sempurna atau tidak rapat, indikator check engine juga akan menyala apabila filter udara kotor atau perlu diganti.
Filter udara ini erat kaitannya dengan mass airflow sensor yang berfungsi menentukan jumlah bahan bakar yang harus digunakan berdasarkan udara masuk ke mesin. Bila filter sudah terlalu kotor, debu atau kotoran dari luar dapat masuk dan menghambat suplai udara ke ruang bakar.
Sebenarnya kita masih bisa mengemudi hingga beberapa bulan meskipun mass airflow sensor rusak, tetapi mesin akan kehilangan tenaga dan bahan bakar cepat boros.
Dipahami,idealnya filter udara dibersihkan tiap 10 ribu km dan wajib diganti tiap 40 ribu km. Namun, ada juga beberapa mobil yang membutuhkan penggantian filter udara lebih cepat dari jarak tersebut karena faktor eksternal atau lingkungan.
Kerusakan sensor oksigen juga bisa dideteksi lewat lampu itu. Komponen ini berfungsi untuk memonitor oksigen pada knalpot dan menentukan banyaknya bahan bakar yang terbakar. Jika sensor oksigen (O2) rusak atau tidak bekerja dengan semestinya maka bisa mengganggu kinerja mesin dan merusak catalytic converter.
Umumnya, masalah disebabkan oleh tertutupnya sensor oksigen oleh oli dari waktu ke waktu sehingga mengurangi kemampuan sensor mengolah oksigen dan bahan bakar.
Suku cadang yang satu ini memang kecil, tapi jika sudah bermasalah berpengaruh besar pada kinerja mobil. Busi yang terganggu kinerjanya dapat membuat konsumsi bahan bakar mobil menjadi lebih boros akibat pembakaran yang kurang optimal pada ruang mesin.
Selain itu, kabel busi yang mulai getas atau tidak terpasang dengan sempurna pun akan mengurangi pembakaran dan kinerja busi.
Karena itu, bila tiba-tiba indikator check engine menyala, Anda disarankan untuk mengecek busi dan kabelnya. Jika sudah kotor, bisa dibersihkan, namun lebih optimal diganti yang baru. Penggantian busi biasanya dilakukan pada jarak pemakaian 20 ribu km.
Usaha terakhir bila lampu check engine menyala yakni mengecek aki. Anda dapat mencabut kabel konektor negatif pada aki lalu tunggu selama tiga detik. Jika sudah pasang kembali kabel konektor negatif pada kubunya.
Jika sudah dilakukan tapi lampu indikator check engine masih menyala, kemungkinan ada kerusakan pada sensor mobil Anda.
Cara ini hanya untuk mengetahui sensor apa saja yang mengalami masalah atau kerusakan. Jika ditemukan, segera bawa mobil ke bengkel resmi untuk perbaikan atau mengganti sensor yang rusak tersebut, mengutip Seva, Senin (16/11).
(ryh/mik)