Buaya merupakan reptil yang mampu bertahan hidup di air dan daratan. Bagi sebagian orang, hewan ini sangat menakutkan dan tentu tidak bisa dianggap sebagai hewan peliharaan.
Namun, Profesor psikologi di Universitas Tennessee, Vladimir Dinets melihatnya dari sisi berbeda. Buaya menurut Dinets, merupakan jenis reptil yang gemar melakukan permainan sederhana seperti berselancar dan bermain bola.
Dalam studi ilmiahnya usai meneliti reptil ini selama satu dekade, Dinets menemukan fakta baru bahwa para buaya mampu membentuk hubungan yang menyenangkan, tidak hanya dengan satu sama lain tetapi dengan spesies lain seperti berang-berang sungai dan bahkan manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seorang pria yang menyelamatkan buaya yang ditembak di kepala menjadi teman dekat semenjak saat itu. Mereka bermain dengan gembira setiap hari sampai buaya itu mati 20 tahun kemudian," kata Dinets dilansir dari laman Independent, Jumat (4/12).
Dinets pun mengaku telah mengidentifikasi beberapa cara untuk mengajak seluruh anggota keluarga buaya bersenang-senang.
Paling umum, dengan bermain dengan segala macam benda, seperti bola, puing-puing mengambang seperti ranting, rumput dan bunga, aliran air, benda keramik, dan bahkan bangkai hewan. Oleh sebab itu, Dinets pun meminta agar setiap kebun binatang lebih memperhatikan kecenderungan hewan reptil tersebut untuk bermain.
"Ratusan ribu buaya sekarang disimpan di penangkaran di kebun binatang, peternakan komersial dan pusat penangkaran yang didirikan untuk spesies yang terancam punah. Memberi mereka mainan dan kesempatan bermain lainnya membuat mereka lebih bahagia dan sehat," lanjutnya.
Dalam penelitiannya ini, Dinets berharap studi baru ini dapat memberikan bukti lebih lanjut bahwa bermain adalah fitur universal dari hewan 'cerdas' yang didefinisikan sebagai spesies yang menunjukkan perilaku yang kompleks dan fleksibel.
Sementara itu, gambaran suasana peternakan buaya dapat dilihat seperti di peternakan buaya Gatorama di Florida. Ratusan buaya dewasa menjalani penangkaran di sebuah danau buatan, sementara buaya anakan ditaruh di dalam sebuah kandang yang memuat 30 lebih bayi buaya.
Dilansir dari Business Insider, pemilik peternakan buaya Gatorama, Allen Register membeberkan teknis pemeliharaan para buaya-buaya itu. Allen mengungkapkan pihaknya hanya perlu memberi makan rutin dan melatih buaya untuk tidak ganas dengan manusia.
Untuk buaya anakan, ia mengaku hanya perlu memberi makan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Bayi buaya khusus ia letakkan di dalam sebuah pondok berukuran sekitar 2 x 2 meter. Allen pun harus rutin memberikan makanan kering dan membersihkan kandang yang berisi air itu. Namun pada sore hari ia harus memastikan air tersebut dikuras demi kenyamanan bayi buaya.
Sedangkan buaya dewasa yang berukuran 2-3 meter ditempatkan dalam sebuah danau buatan dan diberikan stok makanan rutin seperti daging ayam atau daging sapi.
Selain itu, Allen juga kerap kali melakukan interaksi dengan para buaya agar mereka dapat bersahabat dengan manusia. Oleh sebab itu, Allen pun tak hanya melakoni budidaya buaya, melainkan juga membuka ruang wisata bagi para pengunjung untuk lebih dekat dengan kehidupan buaya.
Dalam kesehariannya, Allen mengajak beberapa pengunjung untuk bermain bersama buaya dengan mencoba melemparkan bola dengan pelan ke moncong buaya sebagai bentuk interaksi dan menakar ketangkasan buaya, hingga membiarkan pengunjung menyentuh kulit buaya yang kasar dengan pengawasan petugas.
Di sejumlah negara aktivitas budidaya atau peternakan buaya dinilai mampu menghasilkan pundi-pundi uang. Seperti Thailand contohnya, negara tetangga ini tidak hanya terkenal dengan negeri Seribu Pagoda. Namun, Thailand juga terkenal sebagai negara peternakan buaya terbesar di dunia.
Belum lama ini, sebuah rumah mode asal Paris, Hermès, bahkan melakukan kerjasama dengan veteran dari industri peternakan buaya di Australia Utara (NT), Mick Burn.
Mereka ingin membangun salah satu peternakan buaya di Northern Territory yang akan menampung hingga 50.000 buaya air asin untuk kemudian menjadi sumber produksi barang mewah seperti tas dan sepatu.
Peternakan itu nantinya bakal mempekerjakan 30 orang dan dinilai bakal menjadi salah satu peternakan buaya terbesar di Australia. Namun, rencana tersebut mendapat kecaman dari berbagai aliansi kesejahteraan hewan.
(mik/mik)