Ahli Klaim Tangkap Sinyal Radio Pertama dari Luar Tata Surya

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 07:01 WIB
Untuk pertama kalinya para ilmuwan mengklaim berhasil mendeteksi sinyal yang menjadi gelombang emisi radio dari exoplanet.
Ilustrasi exoplanet. (Screenshot via web Nasa.Gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para ilmuwan mengklaim berhasil mendeteksi sinyal yang menjadi gelombang emisi radio dari exoplanet atau planet yang berada di luar tata surya untuk pertama kalinya. Ini merupakan temuan baru yang bisa membuktikan asal usul alam semesta.

Hal itu ditemukan tim yang dipimpin peneliti Cornell Jake D. Turner dan Philippe Zarka dari Paris Sciences et Lettres University, serta Jean-Mathias Griessmeier dari Université d'Orléans.

"Kami menyajikan salah satu petunjuk pertama untuk mendeteksi exoplanet di ranah radio," kata Turner mengutip Phys, Jumat (18/12).

"Sinyalnya berasal dari sistem Tau Boötes, yang berisi bintang biner dan exoplanet. Kami membuat kasus untuk emisi oleh planet itu sendiri. Dari kekuatan dan polarisasi sinyal radio dan medan magnet planet, itu kompatibel dengan teori yang kami pelajari," tambahnya.

Dengan menggunakan Low Frequency Array (LOFAR), sebuah teleskop radio di Belanda, Turner dan tim menemukan semburan emisi dari sistem bintang yang menampung 'Jupiter panas', sebuah planet gas raksasa yang sangat dekat dengan matahari.

Kelompok ini juga mengamati kandidat emisi radio exoplanet potensial lainnya di sistem 55 Cancri dan Upsilon Andromedae. Namun hanya sistem exoplanet Tau Boötes sekitar 51 tahun cahaya menunjukkan sinyal radio yang signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ray Jayawardhana, penasihat sekaligus Dekan Harold Tanner dari Sekolah Tinggi Seni dan Sains di Cornell yang juga seorang profesor astronomi mengatakan temuan ini memberi cara baru dalam memeriksa dunia asing yang berjarak puluhan tahun cahaya.

"Jika dikonfirmasi melalui pengamatan lanjutan, deteksi radio ini membuka jendela baru di exoplanet, memberi kita cara baru untuk memeriksa dunia asing yang berjarak puluhan tahun cahaya," ucap Jayawardhana.

Melansir Scitechdaily, dua tahun lalu Turber dan rekannya juga pernah melakukan penelitian untuk mencari tanda-tanda lewat Tau Boötes. Tapi tanda itu dikatakan masih lemah sehingga butuh observasi lanjutan.

Turner dan timnya juga telah memulai kampanye menggunakan beberapa teleskop radio untuk menindaklanjuti sinyal dari Tau Boötes.

(ryh/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER