Pabrikan bus listrik China, Skywell memilih menggunakan skema Completly Knock Down (CKD) ketimbang menggandeng perusahaan karoseri untuk urusan produk di Indonesia. Perusahaan dikatakan tak ingin mengambil resiko bila ada pemasangan tak sesuai jika dipegang pihak kedua.
Direktur Kendaraan Listrik Indonesia (KLI) sekaku agen pemegang merek Skywell Abraham Sridjaja bilang merakit sendiri dirasa lebih aman.
Untuk diketahui perusahaan karoseri biasanya diandalkan dalam pembuatan bodi dan interior pada kendaraan komersial seperti bus. Karoseri akan merakit sasis dan mesin menjadi satu bus secara utuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka itu untuk menghindari hal-hal seperti kemarin, misal yang kemarin kebakaran apa, maka kami jamgan ambil resiko untuk karoseri," ucap Abraham di Jakarta belum lama ini.
Selain lebih aman, ia mengatakan skema CKD dengan merakit sendiri akan menjaga kualitas produk.
"Karena ini juga teknologi baru. Nanti kami pilih karoseri dan salah menginstal atau apa, kan bahaya. Makanya kami pilih CKD paling aman dan kualitas bagus," ungkap dia.
Skywell melalui KLI akan menanam investasi di Indonesia berjumlah US$5 juta atau sekitar (Rp71,4 miliar menggunakan kurs Rp14.281) mulai tahun depan.
Investasi bakal digunakan buat kebutuhan fasilitas produksi sebab perusahaan tidak mengandalkan karoseri lokal dalam produksi kendaraan. Investasi rencananya akan digunakan membangun pabrik di Bogor, Jawa Barat.
KLI dikatakan akan mengambil komponen secara terurai dari China dan kemudian dirakit di Indonesia di pabriknya. Namun begitu KLI menyebut pihaknya tetap akan bekerjasama dengan pemasok dalam negeri untuk menjaga kandungan lokal produknya.
Lebih lanjut, Abraham tak ambil pusing mengenai pandangan banyak pihak yang menyebut bus China kerap bermasalah. Salah satu contoh diketahui armada bus China Transjakarta kerap mengalami kasus terbakar.
"Jadi kalau kita bicara (bus) listrik itu hampir semua negara besar ngambilnya dari China. Sekarang kami tidak ngomong bus listrik punya Eropa. Baterai ya juga dari China dan harganya tiga kali lipat dari kami," ucap dia.