Terdapat beberapa perbedaan puting beliung dengan tornado, misalnya tornado umumnya terjadi di daerah lintang tinggi, sedangkan puting beliung di daerah lintang rendah (dekat ekuator).
Kemudian, tornado terjadi karena adanya front (daerah pertemuan massa udara dingin dari kutub dengan massa udara hangat dari tropis), sedangkan puting beliung terjadi karena proses konvektif dari simpanan energi di permukaan bumi akibat radiasi matahari yang maksimal dari beberapa hari sebelumnya.
Selain itu, tornado memiliki intensitas atau kecepatan angin di pusaran angin yang tinggi (maksimum mencapai skala Fujita 5), sedangkan puting beliung memiliki intensitas atau kecepatan angin di pusaran angin yang lebih rendah (umumnya hanya mencapai skala Fujita 2)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kriteria waterspout (fenomena pusaran angin di Wonogiri hampir sama dengan puting beliung)," ujar Nanda.
Lihat juga:BMKG Jelaskan Fenomena Hujan Es di Cianjur |
Secara statistik, Nanda juga menjelaskan puting beliung terjadi di wilayah dengan pemanasan dan penyimpanan energi dari sinar matahari maksimal.
Oleh karena itu cenderung lebih sering terjadi di wilayah dengan vegetasi atau tutupan lahan oleh tumbuhan yang kurang, misalnya persawahan, padang rumput, perumahan, hingga lapangan, meskipun masih berpotensi terjadi di wilayah lainnya.
Secara statistik juga, dia berkata puting beliung terjadi di pada periode musim peralihan antara musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya dan pada periode musim hujan.
Pada periode tersebut, kata dia penyinaran Matahari lebih optimal di wilayah Indonesia dan kandungan uap air pembentuk awan Cb, dimana puting beliung dan tornado terjadi lebih mudah terbentuk dibandingkan pada saat musim kemarau.
"Oleh karena itu masyarakat diharapkan untuk lebih memperhatikan lingkungannya dan tetap waspada jika berada pada lokasi dan periode pada kriteria di atas," ujarnya.
Melansir National Geographic, tornado dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, tetapi lebih sering terjadi pada awal musim semi untuk negara bagian di sepanjang Teluk Meksiko.
Tornado paling ganas berasal dari supercell, badai petir besar yang sudah berotasi. Sekitar satu dari seribu badai menjadi supercell dan satu dari lima atau enam supercell menghasilkan tornado.
Meskipun dapat terjadi kapan saja, siang atau malam, kebanyakan tornado terbentuk pada sore hari. Saat itu, Matahari telah memanaskan tanah dan atmosfer cukup untuk menghasilkan badai petir.
Tornado terbentuk saat udara hangat dan lembab bertabrakan dengan udara dingin dan kering. Udara dingin yang lebih padat didorong oleh udara hangat biasanya menghasilkan badai petir.
Udara hangat yang naik melalui udara yang lebih dingin dapat menyebabkan aliran udara ke atas. Aliran itu akan mulai berputar jika kecepatan atau arah angin berubah tajam.
Saat aliran udara ke atas berputar, yang disebut mesocycle akan menarik lebih banyak udara hangat dari badai yang bergerak, kecepatan rotasinya meningkat. Udara dingin yang dipicu oleh aliran jet, gelombang angin yang kuat di atmosfer kemudian memberikan lebih banyak energi.
Tetesan air dari udara lembab mesocyclone pada saat bersamaan juga membentuk awan corong. Corong itu terus berkembang dan akhirnya turun dari awan. Saat menyentuh tanah, itu menjadi tornado.