Terapi Plasma Tak Efektif untuk Pasien Kritis Covid-19

CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2021 17:49 WIB
Menristek/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyebut terapi plasma darah tak efektif diberikan pada pasien Covid-19 gejala berat dan kritis.
Terapi plasma darah konsevalen hanya efektif untuk pasien Covid-19 gejala sedang, bukan untuk gejala berat dan kritis (ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Terapi plasma konvalesen disebut tidak efektif bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis.

Hal ini disampaikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, berdasarkan hasil uji klinis tahap 1.

"Efektivitas plasma konvalesen lebih baik pada penderita Covid-19 derajat sedang dibandingkan penderita Covid-19 derajat berat atau kritis," ujar Bambang dalam Raker dengan Komisi IX DPR, Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang menuturkan plasma konvalesen lebih baik langsung diberikan kepada pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Adapun pendonor sebaiknya berasal dari pasien Covid-19 dengan gejala berat yang telah dinyatakan sembuh.

Lebih lanjut, Bambang membeberkan penyintas Covid-19 terdiri dari orang tanpa gejala, bergejala sedang, dan bergejala berat. Berdasarkan penelitian dengan metode PRNT atau baku emas untuk uji netralitas virus, diketahui bahwa antibodi tertinggi berasal dari penyintas Covid-19 bergejala berat.

Dalam materi paparan, kadar plasma penyintas Covid-19 bergejala berat 1:640. Sedangkan kadar plasma penyintas Covid-19 bergejala ringan 1:20.

"Yang ringan kadarnya jauh di bawah. Artinya barangkali tidak terlalu menolong nantinya kalau diberikan kepada pasien Covid-19," ujarnya.

Bambang menuturkan antobodi seseorang yang bisa menahan Covid-19 bisa berasal dari dua tempat, yakni orang yang mendapat donor plasma dan dari vaksin. Sehingga, efektifitas terapi plasma konvalensesn dan vaksin ditentukan lewat adanya antobodi spesifik Covid-19 dan kadarnya.

Berdasarkan uji klinis tahap 1, lanjut Bambang kadar antobodi yang tinggi itu datang dari yang pasien bergejala sedang dan berat. Namun, hasil uji juga menemukan bahwa kadar antobodi pasien bergejala sedang juga bisa ada yang di bawah 0.

"Kalau dari pasien yang ringan kita bisa lihat kadar antibodinya itu ada dibawah yang sedang dan berat," ujarnya.

Terkait kategori keparahan, Bambang membeberkan bahwa penyintas Covid-19 bergejala ringan adalah orang yang tidak memiliki gejala Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri. Untuk penyintas sedang adalah orang yang dirawat di rumah sakit selama 7-10 hari tanpa bantuan ventilator.

"(Penyintas) berat memakai ventilator dan dirawat di atas 20 hari," ujar Bambang.

Lebih dari itu, Bambang mengatakan saat ini permintaan terapi plasma konvalesen lebih tinggi dari pada pendonor.

(jps/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER