Mengenal CePAD, Rapid Test Antigen Corona RI Harga Rp120 Ribu

CNN Indonesia
Selasa, 29 Des 2020 10:32 WIB
Alat tes cepat (rapid test) antigen, CePAD, buatan lokal Universitas Padjajaran (Unpad) memiliki akurasi 84 persen deteksi Covid-19.
Ilustrasi ala tes deteksi Covid-19 buatan Unpad. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Alat tes cepat (rapid test) berbasis antigen, CePAD, yang merupakan inovasi dari tim peneliti Universitas Padjajaran (Unpad) memiliki akurasi 84 persen untuk mendeteksi COVID-19.

"CePAD sudah melampaui requirement (syarat) akurasi untuk tes antigen dari WHO (Badan Kesehatan Dunia)," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengutip Antara, Selasa (29/12).

CePAD memiliki sensitivitas 85 persen dan spesifitas sebesar 83 hingga 84 persen. Bambang menuturkan alat tes cepat berbasis antigen dibutuhkan untuk keperluan skrining COVID-19 terutama di tempat-tempat dengan mobilitas penduduk yang relatif tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CePAD mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel nasal swab pada saat viral load sedang tinggi sehingga bermanfaat untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit.

Harga alat tes cepat (rapid test) tersebut diklaim jauh lebih murah dari alat PCR yang sudah ada di pasaran, yakni sekitar Rp120 ribu. Memang untuk akurasi, alat PCR memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dari alat tes berbasis antigen.

Penggunaan CePAD memberikan hasil deteksi relatif cepat sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi tinggi.

CePAD telah digunakan oleh Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjajaran, Laboratorium Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Rumah Sakit Santosa Bandung.

CePAD juga dilengkapi dengan sistem Trace (portal CePAD), barcode yang dihubungkan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), mempercepat aksi untuk penanganan orang terdeteksi positif COVID-19 dan pembatasan penularan penyakit.

Tes berbasis antigen, ujar Bambang,, telah direkomendasikan penggunaannya oleh Badan Kesehatan Dunia secara global dan sudah mendapatkan rekomendasi dari Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia.

Unpad telah memiliki kerja sama dengan produsen yang akan memproduksi alat tes cepat itu yakni PT Pakar Biomedika Indonesia dan distributor PT Usaha Bersama Jabar, dengan kapasitas produksi 500 ribu unit per bulan.

CePAD telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 4 November 2020 dengan nomor izin edar AKD 20303022358.

Pemerintah berharap keberadaan CePAD bisa mengurangi impor untuk rapid test antigen dan sebentar lagi pengembangannya akan menghasilkan bahan baku yang bersumber dari bahan mentah asli Indonesia untuk dapat digunakan dalam pembuatan antigen domestik.

"Intinya kita meningkatkan local content dari keberadaan rapid test antigen ini," ujar Bambang.

(dal/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER