Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan untuk mengakhiri kontrak sewa pesawat Bombardier CRJ1000 dengan Nordic Aviation Capital (NAC) yang digunakan Garuda Indonesia. Buntut dari kebijakan itu, 12 pesawat Bombardier CRJ1000 dikembalikan sepihak oleh Garuda ke NAC.
Berikut fakta terkait dengan Bombardier CRJ1000 yang disewa oleh Garuda.
Bombardier CRJ1000 dikembangkan oleh Bombardier Aerospace, perusahaan yang berbasis di Kanada. Pesawat itu mulai dibangun pada tahun 2007 berdasarkan versi CRJ900. Pesawat mulai beroperasi pada tahun 2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan paling mencolok antara CRJ1000 dengan CRJ900 adalah dari jumlah kursinya. CRJ1000 diketahui memiliki kursi penumpang hingga 100, sedangkan CRJ900 sekitar 70 kursi.
Bombardier CRJ1000 dilengkapi dengan sistem yang dapat membuat pesawat menghindari tabrakan, serta memeriksa cuaca di wilayah dan perlintasan yang dituju. Bagian kokpit CRJ 1000 juga dilengkapi dengan wiper kaca yang dapat mencegah es menumpuk pada saat terbang di musim dingin.
Bombardier CRJ1000 diklaim hemat bahan bakar. Melansir Flyradius, pesawat itu diklaim hanya menghabiskan 333 liter bahan bakar untuk 100 kilometer selama perjalanan hampir 1.000 km.
Bombardier juga mengatakan dalam publikasinya bahwa CRJ1000 adalah salah satu pesawat paling ekonomis untuk dioperasikan di kelasnya.
Bombardier CRJ1000 terbilang pesawat yang sangat aman. Pesawat itu belum pernah dilaporkan mengalami kecelakaan serius.
Melansir Skybrary, pesawat itu hanya tercatat mengalami masalah kecil. Pada tahun 2015 misalnya, mengalami masalah pengereman dan satu bannya pecah saat mendarat di bandara Madrid, Spanyol
Hasil penyelidikan menyebut bahwa apron, taxiway, dan landasan pacu bandara belum dibersihkan dengan benar dari pembekuan es dan awak pesawat tidak mengikuti prosedur yang sesuai untuk kondisi yang berlaku.
BUMN mengendus ada suap dibalik kebijakan Garuda Indonesia menyewa Bombardier CRJ1000. Dalam keterangan resmi, penyelidikan Serious Fraud Office (SFO) Inggris terhadap Bombardier Inc menemukan dugaan suap dan korupsi terkait kesepakatan sewa pesawat dengan Garuda Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan sewa pesawat Bombardier CRJ1000. Dalam setahun, dia menyebut Garuda rugi hingga US$30 juta atau sekitar Rp419,8 miliar (kurs Rp13.996) karena menyewa Bombardier CRJ1000.
Padahal, Erick menyebut harga sewa 12 pesawat Bombardier CRJ1000 per tahun hanya US$27 juta atau sekitar Rp377,8 miliar.