Eijkman: Terapi Plasma Belum Standar Masih Pakai Izin Darurat

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mar 2021 04:38 WIB
Karena masih dalam uji klinis, protokol penggunaan plasma konvalesen untuk terapi pun belum ada. Termasuk kadar, dosis hingga efek samping metode.
Ilustrasi. Karena masih dalam uji klinis, protokol penggunaan plasma konvalesen untuk terapi pun belum ada. Termasuk kadar, dosis hingga efek samping terapi plasma konvalesen. (Foto: CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Deputi bidang penelitian Translasional Lembaga Eijkman, David Handojo Muljono mengungkapkan penggunaan plasma konvalesen untuk terapi pasien Covid-19 belum memenuhi standar. Sebagaimana vaksin corona, pemakaian plasma konvalesen sebagai terapi masih menggunakan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).

"Pengobatan konvalesen ini bukan merupakan terapi standar, jadi izinnya adalah izin EUA, emergency use authorization, vaksin itu juga," terang David dalam siaran Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut David, penggunaan izin darurat untuk plasma konvalesen terjadi di berbagai negara dunia sebab hingga hari ini uji klinis belum rampung. "Seluruh dunia uji klinis itu belum selesai," kata dia.

Meski demikian kata dia, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menyuarakan penggunaan plasma konvalesen dengan catatan sang pendonor sudah pernah positif Covid-19 dan sudah sembuh.

David menyebutkan, uji klinis di dunia hingga kini telah dilakukan dalam skala besar. Karena itu misalnya, penggunaan terapi plasma konvalesen di Amerika harus didahului dengan penjelasan ke pasien Covid-19.

Pasien kemudian juga menandatangani nota kesepahaman. "Nanti harus dijelaskan kepada pasien bahwa obat ini belum merupakan obat standar," ungkap David lagi.

Selain itu, karena masih dalam uji klinis, protokol penggunaan plasma konvalesen pun juga belum ada. Beberapa di antaranya seperti jumlah kadar yang digunakan, dosis, hingga berapa kali pasien harus diberikan transfusi plasma.

Selain itu juga, soal efek samping penggunaan terapi plasma. "Itu masih dalam penelitian dan sampai sekarang itu yang sudah terlihat dari berbagai uji klinis itu yang penderita kritis emang keberhasilannya kurang baik," jelas David.

Mengenai uji klinis dalam negeri, kata David, hingga saat ini pun masih berjalan. Dia mengakui uji klinis ini tidak mudah. Selain itu, timnya juga harus terus mengawasi pasien.

"Mudah-mudahan tidak dalam waktu yang lama lagi kita membuahkan hasil," harap David.

David mengingatkan terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 bukan merupakan protokol baku. Sehingga, pelaksanaan terapi ini sangat bergantung pada penilaian dokter terhadap seorang pasien. Selain itu, adalah bagaimana dokter tersebut menjelaskan metode terapi tersebut ke pasien.

Infografis Fakta-fakta Terapi Plasma Darah Obati Pasien Covid-19Infografis Fakta-fakta Terapi Plasma Darah Obati Pasien Covid-19. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Namun demikian ia meyakinkan kesiapan fasilitas di rumah sakit dalam negeri telah memadai untuk melaksanakan terapi ini. Sebab, secara teknis, terapi plasma darah sama dengan transfusi darah atau memberikan plasma untuk korban kebakaran dan pasien penyakit liver.

"Begitu, rumah sakit-rumah sakit yang sudah biasa melakukan transfusi atau pengobatan-pengobatan seperti ini saya kira bisa," terang dia lagi.

Sementara itu, kepala BNPB Doni Monardo berharap agar para penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasma darah mereka. Sehingga akan lebih banyak pasien Covid-19 yang tengah dirawat bisa mendapatkan harapan sembuh.

"Besar harapan saya kepada yang pernah menderita Covid atau penyintas Covid secara sukarela bersedia menjadi pendonor," ungkap Doni dalam kesempatan yang sama.

Doni diketahui juga telah mendonorkan plasma konvalesen. Ia sebelumnya sempat dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat 20 hari, lantas sembuh pada 12 Februari 2021. Menurut Doni, gerakan donor plasma konvalesen ini merupakan salah satu bentuk terima kasih para penyintas ke tenaga kesehatan yang membantu kesembuhan pasien.

"Kita ini bisa sembuh dari Covid adalah berkat dari bantuan tenaga dokter, tenaga kesehatan, dan petugas medis lainya di rumah sakit," ujar Doni.

(iam/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER