Arkeolog kelautan Kanada menggunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) bernama Deep Trekker DTG3 untuk mengidentifikasi dua bangkai kapal dari ekspedisi penjelajah Inggris.
ROV itu mampu memberikan rekaman 4K secara langsung kepada tim di permukaan dan memberi penyelam mata ekstra ketika menjelajahi 20 kabin kapal.
Kendaraan itu seukuran bola basket dan bisa masuk ke dalam ruang-ruang kecil, jadi penyelam dapat mengarahkannya ke bawah dek untuk mengambil gambar berbagai barang berharga yang ada di dalam kapal yang sulit dijangkau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim juga telah menggunakan ROV yang lebih besar bernama Saab Seaeye Falcon, yang dapat menyelam lebih dalam hingga 300 meter dan membawa kamera HD yang lebih besar dan sistem sonar pemindaian sektor.
Perusahaan pemetaan dan eksplorasi dasar laut yang berbasis di Texas menggunakan lima AUV untuk menemukan ARA San Juan, kapal selam Argentina yang hilang pada November 2017.
Kapal selam itu berada 3.000 kaki di bawah permukaan Samudra Atlantik. AUV bernama Hugin itu bisa menyelam hingga 6.000 meter dan mengumpulkan data sonar berkualitas lebih tinggi.
Sebuah perusahaan AS juga membuat AUV bernama Hydroid Remus 6000, yang mampu mencapai kedalaman ekstrim hingga empat mil dengan tekanan 9.000 pon per inci persegi.
Peneliti Norwegia dilaporkan telah menguji teknologi sonar apertur sintetis (SAS), sensor akustik resolusi tinggi yang memberikan gambar lebih detail tanpa perlu mengirim penyelam atau kamera ke bawah lau untuk menemukan lokasi bangkai kapal.
Mereka juga membuat ROV dengan kamera stereo yang dapat membuat model bangkai kapal 3D resolusi tinggi menggunakan fotogrametri.
Ocean Discovery XPrize membangun kendaraan otonom yang mampu memetakan dasar laut pada kedalaman 2,48 mil bernama Sea-KIT senilai US$7 juta atau Rp100,2 miliar (kurs Rp14.327).
Sea-KIT adalah kapal otonom tak berawak dengan daya jangkau lebih dari 10.000 mil laut dan da[at bertahan berbulan-bulan. Kapal itu dapat secara mandiri meluncurkan dan memulihkan AUV yang melakukan pemetaan.
Ke depan, kapal itu bakal dilengkapi dengan sistem pemrosesan data berbasis cloud untuk visualisasi dasar laut yang cepat.