Selain India, beberapa negara mulai memperhitungkan dan berusaha untuk mengendalikan kekuatan perusahaan teknologi global, misalnya Australia , Eropa , dan Amerika Serikat telah mengeluarkan peraturan dalam beberapa bulan terakhir yang bertujuan untuk menumpulkan sebagian dari kekuatan itu.
Khusus India, sebagian besar fokusnya adalah melindungi keamanan dan kedaulatan nasionalnya.
India diketahui memiliki banyak pengaruh karena memiliki 750 juta pengguna internet di negara itu. Bahkan, ratusan juta warga India dilaporkan belum menjadi pengguna internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi raksasa teknologi, kondisi itu sangat penting untuk memperbesar keuntungan. Facebook, Google, Amazon, Netflix, dan beberapa lainnya diketahui telah menggelontorkan miliaran dolar untuk mengembangkan operasi mereka di India.
Saat ini, regulasi yang ada di India telah menjadi momok menakutkan bagi perusahaan-perusahaan global dan membuat aplikasi India berkembang. Pertanyaan Namun, apakah pemerintah hanya mempromosikan dan mendorong aplikasi buatan India atau menciptakan lingkungan di mana hanya aplikasi lokal yang tersisa di India.
Nampaknya, India berusaha seperti China. Dalam melarang aplikasi China, khususnya, India menggunakan buku pedoman teknologi China.
China, negara terpadat di dunia telah melarang miliaran lebih warganya menggunakan teknologi asing selama beberapa dekade. Negara itu menggunakan alat sensor besar-besaran yang dikenal sebagai The Great Firewall. Google dan Facebook telah membuat tawaran ke China agar bisa masuk ke pasar China, tetapi tidak berhasil.
Sebaliknya, ekosistem internet China saat ini terdiri dari perusahaan lokal seperti Tencent , Weibo, dan Alibaba yang kini juga telah menjadi pemain global yang besar.
Langkah India untuk menutup perusahaan teknologi China jelas memberi dorongan kepada pemain lokal, terutama mereka yang ingin menggantikan TikTok, yang memiliki lebih dari 200 juta pengguna di negara itu sebelum dilarang.
Sementara itu, pemerintah secara aktif berupaya untuk meningkatkan aplikasi lokal, seperti Koo dan Chingari dengan memberi dukungan dana lewat label hadiah.
Dinamika yang bergeser di pasar digital India adalah tanda peringatan lain dari apa yang disebut splinternet , menandakan kemungkinan setiap negara berpegang pada aplikasinya sendiri dan meninggalkan sifat terbuka dan global dari internet.
Namun, untuk saat ini, aplikasi buatan sendiri mungkin merasa sulit untuk bersaing di level yang sama kecuali pemerintah memutuskan untuk melarang Facebook dan Twitter juga.