Tiga Hal yang Buat Vaksin Tak Ampuh Lawan Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 09 Mar 2021 18:10 WIB
Ahli ungkap beberapa penyebab vaksin yang telah diproduksi di dunia tidak ampuh melawan virus corona penyebab Covid-19.
Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/BlackJack3D)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara berlomba untuk menciptakan vaksin yang ampuh untuk mencegah Covid-19 akibat infeksi virus SARS-CoV-2. Namun, ada sejumlah hal yang membuat vaksin yang telah dibuat menjadi tidak ampuh.

Berikut beberapa contoh penyebab vaksin yang telah diproduksi tidak ampuh melawan virus corona penyebab Covid-19:

1. Mutasi

Mutasi adalah salah satu hal yang bisa membuat vaksin yang telah diproduksi menjadi tidak efektif. Mutasi merupakan perubahan pada struktur virus ketika sedang menggandakan atau membuat salinan dirinya sendiri. Virus dengan satu atau lebih mutasi baru disebut sebagai 'varian' dari virus asli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO menjelaskan hal yang menyebabkan virus berubah menjadi varian baru adalah ketika virus beredar luas dalam suatu populasi dan menyebabkan banyak infeksi. Pada saat itu, kemungkinan virus tersebut bermutasi meningkat.

WHO menyampaikan perubahan pada materi genetik virus dapat mempengaruhi sifat virus, seperti penularan, misalnya dapat menyebar lebih atau kurang mudah atau tingkat keparahan, misalnya dapat menyebabkan penyakit yang lebih atau kurang parah.

Melansir CNA, ada tiga varian virus SARS-CoV-2 yang mendapat perhatian khusus, yakni B.1.1.7 (Inggris), B.1.351 (Afrika Selatan), dan B.1.1.28/ P1 (Brasil). Ketiga varian itu dilaporkan memiliki mutasi pada lonjakan protein yang dinamakan E484K.

Mutasi E484K disebut membuat virus dapat menghindari antibodi yang menetralkan virus asli.

Meski demikian, WHO menyampaikan jika salah satu dari vaksin terbukti kurang efektif terhadap satu atau lebih varian, dimungkinkan untuk mengubah komposisi vaksin untuk agar efektif.

2. Tidak disimpan pada suhu sesuai

Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menyatakan vaksin harus disimpan dalam suhu yang disarankan. Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech misalnya, harus disimpan dalam suhu yang sangat dingin agar terjaga integritasnya.

Ahmad menuturkan vaksin yang terdegradasi tidak akan efektif jika digunakan untuk mencegah Covid-19. Sebab, integritas vaksin itu sudah tidak ada.

"Karena vaksin m-RNA mudah sekali degradasi, sehingga perlu suhu super dingin untuk memastikan integritasnya," ujar Ahmad kepada CNNIndonesia.com, Kamis (12/11).

3. Tidak sesuai dosis

Mayoritas vaksin dilaporkan membutuhkan dua dosis untuk menciptakan antibodi yang diharapkan. Saat ini, hanya vaksin Johnson&Johnson yang diklaim hanya membutuhkan satu dosis suntikan untuk menciptakan antibodi.

Melansir Health Line, penelitian menunjukkan bahwa respon imun tidak muncul secara otimal jika seseorang hanya menerima satu dosis vaksin. Penelitian memperlihatkan bahwa kekebalan yang lebih kuat muncuk ketika dosis kedua ditambahkan.

Pada dasarnya, dosis pertama vaksin bertujuan untuk memulai proses membangun perlindungan. Dosis kedua bekerja untuk memperkuat perlindungan itu. Vaksin yang membutuhkan dua dosis adalah Oxford-AstraZeneca, Novavax, hingga CoronaVac.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER