LAPAN Buka Suara Warga Biak Papua Tolak Proyek Roket SpaceX

CNN Indonesia
Rabu, 10 Mar 2021 18:13 WIB
Warga Biak Papua disebut menolak proyek peluncuran roket SpaceX dan pemerintah RI karena disebut akan merusak lingkungan.
Ilustrasi peluncuran roket SpaceX. (MHI via AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membantah bahwa perusahaan milik Elon Musk SpaceX akan membuat peluncuran roket di Biak, Papua. Menurut LAPAN peluncuran roket yang akan dilakukan SpaceX di luar wilayah Amerika Serikat (AS) bukan untuk mengorbitkan satelit.

"SpaceX mau membuat bandara untuk membawa penumpang, seperti pesawat terbang tapi sangat cepat," kata Peneliti LAPAN Robertus Heru kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/3).

Robertus mengaku bahwa SpaceX memang sedang mencari lokasi peluncuran moda transportasi tersebut di laut Indonesia dan dekat kota besar. Namun demikian hingga saat ini proposal soal lokasi proyek SpaceX masih dipelajari oleh pemerintah Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proposal (SpaceX) masih dipelajari,belum ada penentuan lokasi untuk yang moda sea launch," katanya.

Bantah Proyek Peluncuran Roket Rusak Lingkungan

LAPAN lebih lanjut merespons tudingan bahwa pembangunan peluncuran roket di darat dan laut akan merusak lingkungan. LAPAN mengungkapkan peluncuran roket seperti di Cape Canaveral, Amerika Serikat justru menjadikan lokasi sekitarnya suaka margasatwa.

Begitu juga di Ouchinoura, Jepang yang terdapat desa nelayan hanya 2 kilometer dari tempat peluncuran roket. Selain itu ada di Shriharikota, India yang terdapat kota kecil dan kampung nelayan di dekatnya. 

LAPAN mengakui bahwa peluncuran roket hanya akan membuat kebisingan yang mungkin bisa mengganggu warga terdekat.

"SpaceX mau membuat platform sea launch untuk mengangkut penumpang karena saat peluncuran roket noise-nya cukup besar, sehingga bisa mengganggu masyarakat kota yang dituju oleh penumpang tersebut," kata Robertus.

Mengutip Guardian, warga Papua disebut protes terhadap rencana peluncuran roket untuk proyek SpaceX. Bahkan warga Biak Papua dilaporkan tidak menerima proyek itu dibangun di tanah mereka karena akan menghancurkan ekosistem pulau dan membuat warga meninggalkan rumah mereka.

Dalam laporkan tersebut, Musk ditawari penggunaan sebagian dari pulau kecil Biak di Papua oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Desember 2020.

Perwakilan pemerintah Indonesia mengatakan kepada Guardian bahwa pelabuhan antariksa di Biak sudah berkonsultasi dengan pemerintah Papua dan masyarakat lokal. Pengembangan Biak sebagai 'Pulau Luar Angkasa' diklaim akan membawa dampak ekonomi yang positif bagi penduduk pulau.

Namun warga Biak menentang karena peluncuran luar angkasa akan menciptakan deforestasi, meningkatkan kehadiran militer Indonesia, dan mengancam masa depan mereka di pulau itu.

Seorang kepala suku di Biak, Manfun Sroyer, mengatakan dia khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka.

"Pelabuhan antariksa ini akan merugikan tempat perburuan tradisional kami, merusak alam tempat hidup kami bergantung. Tapi, jika kami protes, kami akan segera ditangkap," kata Manfun.


Pantai timur Biak disebut menghadap ke Samudra Pasifik, dan lokasinya, satu derajat di bawah ekuator. Lokasi itu disebut ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah untuk komunikasi, dengan lebih sedikit bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai orbit.

Kedekatannya dengan cagar alam juga menjadikannya kandidat utama untuk situs peluncuran.

Elon Musk berencana meluncurkan 12.000 satelit pada tahun 2026 untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi yang murah melalui layanan internet Starlink. 

Sumber daya alam Papua Barat yang melimpah meliputi tembaga dan nikel disebut juga menjadi dua logam terpenting untuk roket serta baterai jarak jauh yang digunakan dalam kendaraan listrik Tesla.

(dal/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER