Seperti pada hewan lainnya, gurita ini akan menyerang jika merasa dalam kondisi terancam. Namun, kasus gurita ini menyerang manusia sangat jarang.
Sehingga, disarankan untuk tidak menyodok ruang kecil habitat aslinya. Gurita dapat keluar masuk ruang yang sangat kecil, maka berhati-hatilah agar tidak menyentuh benda apapun yang kiranya menjadi tempat persembunyian gurita.
Pada siang hari, gurita cincin biru senang bersembunyi di celah-celah karang, cangkang kerang, atau sampah yang ada di perairan dangkal di pantai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kerap pun kerap berkamuflase dengan warna pasir yang lembut di dekat pinggir pantai ini. Sehingga, Anda mesti berhati-hati ketika berjalan di pinggir pantai dan karang agar tak sampai mengganggu mereka. Jika bertemu hewan ini di pantai, cukup amati saja dari jauh.
Gurita baru akan keluar ke perairan pada malam hari. Sebab, itulah waktu mereka untuk berburu. Jadi, baiknya lebih berhati-hati ketika berjalan di perairan dangkal di pantai pada malam hari.
Empat spesies gurita cincin biru ini tersebar di Pasifik barat dan Samudra Hindia.
Megutip Healthline, beberapa gejala akibat keracunan gurita cincin biru adalah produksi air liur yang berlebihan, kesulitan menelan, sesak pada bagian dada, mati rasa, berkeringat, pusing dan sakit kepala, mual, kehilangan penglihatan.
Ketika gejala akan meningkat dan menyerang organ lain, akan muncul ciri seperti kelemahan otot, sulit berkomunikasi, kekurangan oksigen di jaringan tubuh yang mengakibatkan perubahan warna kulit seperti biru hingga keunguan.
(eks)