Mengenal Adenovirus, Cara Bikin Vaksin Covid-19 AstraZeneca

CNN Indonesia
Senin, 29 Mar 2021 20:52 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 Astrazeneca. (REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Virologist sekaligus Dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) Aluicia Anita Artarini menjelaskan proses produksi massal vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca merupakan salah satu bentuk pengembangan vaksin yang dinilai baru (novel technology), karena pengembangannya menggunakan platform Adenovirus atau merekayasa virus agar menjadi vaksin untuk menginfeksi virus lain.

"Di sini menariknya adalah proses merekayasa virus lain supaya bisa menjadi vaksin untuk infeksi virus yang lain," ujar Anita pada diskusi virtual pembuatan vaksin Covid-19, Senin (29/3).

Ia menjelaskan di tubuh manusia memiliki resep, resep itu tersimpan di dalam suatu materi genetik yang bernama DNA. Pada tubuh manusia DNA itu yang menentukan seorang manusia memiliki rambut lurus atau atau keriting. Hal ini dinilai sama ketika membuat adenovirus.

"Jadi adenovirus ini ada informasi genetik yang menjadi resep, bagaimana membuat adenovirus itu," katanya.

Anita mengatakan pengembangan yang dilakukan tim Oxford merupakan metode umum yang dilakukan oleh berbagai tim riset yang menggunakan adenovirus sebagai platform teknologi vaksin virus Corona.

Ia mengatakan dalam pengembangan vaksin AstraZeneca itu tim pengembang merekayasa resep tersebut, yang awalnya terdapat dua adenovirus lalu disisipkan dengan materi genetik yang memberi kode protein spike dari virus SARS-CoV-2.

"Ini DNA-nya istilahnya bisa dipotong dan disambung, kaya karet gelang kita buka dan kita sisipkan bahan yang lain," ujarnya

"Intinya si genom virus ini direkayasa dengan cara menyisipkan informasi yang membuat protein spike. sehingga diperoleh genom adenovirus atau DNA yang sudah membawa informasi bagaimana membuat protein spike," tambahnya.

Sehingga kata dia, diperoleh genom adenovirus atau DNA adenovirus yang sudah membawa informasi, bagaimana membuat protein spike tersebut.

DNA yang digabungkan, kata dia menggunakan rekayasa genetika. Lalu DNA tersebut disimpan ke satu bakteri yang dinamakan e.coli. Namun bakteri ini hanya berfungsi meng-copy resepnya saja dan tidak bisa membuat adenovirus.

Karena adenovirus itu, menurutnya hanya bisa dibuat di dalam sel yang disebut dengan sel HEK 293 (sel mamalia) yang jika resep tersebut dimasukkan ke sel HEK 293 barulah bisa menghasilkan adenovirus.

"Nah jadi materi genetik ini disimpan di e.coli diperbanyak oleh e.coli lalu kita pecahkan sel e.coli ini supaya kita bisa ambil lagi resepnya dan dimasukkan ke sel yang disebut dengan HEC 293," jelasnya.

Sel Mamalia dan Tripsin di Vaksin


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :